“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang rumah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan” Mazmur 28:3
Hidup dalam kepura-puraan sama artinya hidup dalam kemunafikan. Munafik berarti bermuka dua, orang yang sedang memainkan peran ganda, orang yang perkataannya berbeda dengan isi hatinya, atau orang yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatan yang sesungguhnya. Dalam Perjanjian Baru kata munafik diterjemahkan dari kata Yunani, hypokrites, yang berarti orang yang sedang memainkan peran di atas panggung. Bagi pemain drama/sandirawa, karakter yang mereka lakoni di atas panggung belum tentu sama, bahkan bisa sangat bertolak belakang dengan karakter yang sesungguhnya atau perilaku dalam kesehariannya.
Hidup dalam kepura-puraan inilah yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Matius 23:1-26). Meskipun secara teori mereka sangat ahli dalam menguasai isi Kitab Suci atau Taurat, namun dalam praktiknya perbuatan mereka sama sekali tidak selaras dengan pengetahuan mereka tentang kebenaran. Tuhan mengecam keras orang-orang yang demikian, “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya” (Matius 23:3). Ini menjadi tamparan keras bagi semua orang percaya, terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan.Sebagai pelayan Tuhan sudah semestinya kita hidup dalam kebenaran dan benar-benar menjadi pelaku firman. Jangan sampai kita disebut sebagai orang-orang yang munafik, melayani Tuhan, tapi hidup kita jauh menyimpang dari firman Tuhan.
Tuhan sama sekali tidak menilai kita berdasarkan penampilan luar dan perkataan-perkataan manis yang keluar dari mulut kita. Dia menyelidik sampai ke dalam hati kita dan segala sesuatu yang tersembunyi di dalamnya: “dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibrani 4: 13).
Jadilah orang percaya yang punya integritas dan takut akan Tuhan, jangan penuh kepura-puraan!