Amazingfacts.id: Kehidupan di Inggris pada abad ketujuh belas bukanlah sebuah piknik. Banyak rumah yang terdiri dari satu atau dua kamar yang dihuni oleh keluarga besar.
Sekedar Formalitas
Para wanita sering melahirkan delapan hingga sepuluh anak; namun, setengah dari mereka sering meninggal saat masih bayi. Jika Anda mampu membeli daging atau ikan secara teratur, Anda dianggap berkecukupan; tetapi jika Anda miskin, maka hanya roti, keju, dan bawang dilengkapi dengan sup kental, atau gandum rebus sebagai makanan sehari-hari.
Inilah dunia di mana John Bunyan dilahirkan pada tahun 1628, dan meskipun ayahnya adalah seorang tukang penjual peralatan rumah tangga berbahan logam keliling, keluarganya tidaklah kaya. Begitu juga John muda, yang belajar perdagangan tukang dari ayahnya. Sebagai seorang pemuda, John adalah seorang yang gaduh dan bahasanya mengejutkan bahkan orang-orang reprobat di kampung halamannya.
Pernikahan dini dengan seorang gadis Kristen memberi Bunyan semacam kerangka kerja untuk “kesalehan”: Dia akan membaca doa dan pergi ke gereja dua kali sehari, tetapi itu semua hanya formalitas, bukan upaya dari hati. Bunyan akan mencoba untuk “menjadi baik” dan gagal, mencoba dan gagal, dan kadang-kadang menyerah untuk hidup dalam dosa.
Menemukan Dan Bertobat
Akhirnya, ia menemukan sebuah salinan komentar Martin Luther tentang kitab Galatia. Kata-kata sang reformator besar itu berbicara kepada hati Bunyan. Seorang penulis biografi mengatakan bahwa “kebahagiaan Bunyan sekarang sama kuatnya dengan penderitaannya.”
Meskipun terus bergumul, Bunyan tetap bertekun, hingga kata-kata dalam 1 Yohanes 1:7 mencengkeram hatinya. Dia kemudian mengingat, “Saya melihat, bahwa bukan keadaan hati saya yang baik yang membuat kebenaran saya menjadi lebih baik, dan bukan keadaan hati saya yang buruk yang membuat kebenaran saya menjadi lebih buruk, karena kebenaran saya adalah Yesus Kristus sendiri, ‘yang tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun sampai selama-lamanya’.”
Pertobatan Bunyan sudah final; ia memulai karirnya sebagai pendeta “non-konformis”, yang berujung pada hukuman penjara selama 12 tahun pada saat toleransi beragama hampir tidak ada. Selama masa itu, ia menulis Grace Abundant to the Chief of Sinners dan The Pilgrim’s Progress, yang keduanya masih dicetak hingga saat ini.
John Bunyan sangat menderita sebagai orang berdosa dan bahkan lebih menderita lagi sebagai seorang peziarah dalam perjalanan kekristenannya. Tetapi ketekunan dan doa membentengi hidupnya, memampukannya untuk meninggalkan warisan yang menjangkau berabad-abad.
Renungkan: Apakah Anda mengenal seseorang yang pernah mengalami pergumulan seperti yang dialami John Bunyan dalam menemukan kedamaian dengan Allah? Apa yang akan Anda katakan kepada mereka untuk menyemangati perjalanan mereka?
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1 Yohanes 1:7.