JOSEPH BATES SANG KAPTEN LAUT YANG DIREFORMASI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Pernahkah Anda mendengar tentang seorang pelaut yang tidak minum? Pada abad ke-19, hal itu hampir tidak pernah terdengar-dan itu membuat Joseph Bates menjadi orang yang aneh.

Tantangan Dalam Pekerjaan

Lahir pada tahun 1792, Bates sangat mendambakan petualangan di laut lepas. Akhirnya berhasil meyakinkan orang tuanya, ia memulai kariernya sebagai anak kabin remaja, menanggung berbagai bahaya, termasuk pertemuan dengan hiu dan kapal karam di es. Dia juga pernah ditawan selama Perang 1812. Namun, semua itu tidak menyembuhkan keinginannya untuk lebih bersemangat dan berusaha di lautan lepas.

Sekarang sebagai seorang kapten, ia ingin sekali menjadi seorang Kristen, tetapi profesinya membuatnya ragu-ragu. Bagaimana hal itu akan terlihat oleh para krunya? Namun kemudian, sesuatu terjadi yang mendorongnya untuk mengambil keputusan.

Titik Awal Pertobatan

Salah satu krunya jatuh sakit hingga hampir meninggal. Bates sangat tersentuh untuk berdoa baginya dan bagi dirinya sendiri yang berdosa, tetapi pada saat yang sama ia juga merasa takut akan hal itu. Akhirnya, terbebani oleh kesadaran yang menyedihkan bahwa dia, seorang bodoh yang tidak tahu berterima kasih, telah beberapa kali diselamatkan dari kematian oleh Tuhan, hiu, kapal karam, perang hanya dengan dia berlutut dan memohon pengampunan.

Pelaut itu mati, tetapi Bates juga mati. Pengalaman itu membuatnya memahami kebutuhannya yang sangat besar akan Tuhan. Setelah hari yang tragis itu, sebuah perubahan besar terjadi dalam diri Bates. Dia mengawaki pelayaran terakhirnya sebagai seorang Kristen, penuh dengan doa setiap hari dan kebaktian mingguan serta larangan alkohol dan sumpah serapah.

Dengan keyakinan bahwa ia harus menjalankan tugasnya sebagai seorang suami dan ayah, ia berhenti dari kehidupan maritimnya dan akhirnya memberikan dukungan penuh kepada Gerakan Advent, khususnya dalam bidang pertarakan, anti perbudakan, Sabat, dan pendirian Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Renungkan: Kita semua harus menghadapi kenyataan akan kefanaan kita sendiri. Bagaimana kematian, betapapun menakutkannya, dapat membawa Anda pada pemahaman baru tentang Allah dan kehidupan kekal Anda?

Dan ia berseru dengan suara nyaring: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakimanNya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” Wahyu 14:7.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *