-
Kemanusiaan Yesus Harus Menjadi Pelajaran Kita
“Kemanusiaan Anak Allah adalah segalanya bagi kita. Perkara itu adalah rantai emas yang mengikat kita kepada Kristus, dan melalui Kristus kepada Allah. Ini harus menjadi pelajaran kita. ……. Kita harus melakukan penyelidikan ini dengan kerendahan hati seorang pelajar, dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa. Maka pelajaran tentang kemanusiaan Kristus akan menjadi sebuah ladang yang akan menghasilkan banyak buah, dan akan memberi upah kepada dia yang menggali sangat dalam untuk kebenaran yang masih tersembunyi.” – 1 S.M. 244.
Pernyataan di atas merupakan sebuah pernyataan yang penuh arti. Namun bagi sebagian orang kemanusiaan Yesus mungkin sudah tidak mempunyai daya tarik lagi untuk dipelajari. Ada kecenderungan yang sangat besar bagi kita untuk merasa bahwa kita sudah mengetahui segala sesuatu tentang kemanusiaan Yesus dan kita menginginkan pelajaran-pelajaran yang lebih merangsang imajinasi kita.
Beragama dalam arti yang sesungguhnya sedikit sekali hubungannya dengan rangsangan imajinasi kita. Agama yang benar tidak menyajikan sesuatu yang menggemparkan. Agama yang benar berkiblat kepada kesucian, agar manusia yang najis dapat disucikan untuk dapat berdampingan dengan Khaliknya kembali!
Manusia dalam keterbatasannya tidak menyadari bahwa masih ada banyak kebenaran yang tersembunyi tentang kemanusiaan Kristus, dan bahwa kebenaran ini “adalah segala sesuatu bagi kita.” Hal ini mempunyai konotasi bahwa hidup atau mati kita tergantung pada sikap kita terhadap kebenaran yang satu ini.
Dikatakan bahwa kemanusiaan Kristus “adalah rantai emas yang mengikat kita kepada Kristus, dan melalui Kristus kepada Allah.” Nyatalah bahwa kemanusiaan Kristus merupakan sesuatu yang menjalin hubungan kita dengan Kristus dan melalui Kristus dengan Allah. Bila demikian, bolehkah kita mempunyai pengertian yang tidak tepat atau kurang tepat tentang kemanusiaan-Nya itu? Akankah kita dibenarkan untuk membiarkan dua pengertian (pelajaran mengenai Kemanusiaan Yesus Bag. 1) yang ada di antara kita kita bertumbuh terus tanpa adanya suatu penyelesaian? Membolehkan hal ini berjalan terus di antara kita berarti bahwa kita tidak mempunyai konsep atau pengertian tentang pentingnya kemanusiaan Yesus itu sebagai rantai emas yang akan mengikat kita kepada-Nya, dan melalui Dia kepada Allah Bapa! Ini berarti bahwa kita akan menyia-nyiakan doa Kristus agar kita boleh menjadi satu dengan-Nya sebagaimana Dia satu adanya dengan Allah Bapa! Ini juga berarti bahwa kita pada hakekatnya tidak menyukai Injil ini diberitakan di seluruh ujung bumi!
Kita dapat saja mengaku bahwa kita bekerja mati-matian untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia agar Yesus boleh datang, tetapi selama kita masih mempunyai pengertian yang samar-samar tentang kemanusiaan Yesus yang menjadi INTI atau POKOK daripada berita Injil itu, kita tidak dapat memberitakan Injil Kristus tersebut!
Adakalanya kita merasa jemu untuk mengatakan bahwa cara kita memberitakan Injil sekarang ini tidak akan menghasilkan kedatangan Yesus! Haruskah hal ini diulang-ulangi secara terus-menerus? Kadang-kadang kita merasa seperti seorang pemain biola yang tidak pindah-pindah not. Tetapi selama kita belum mau menyadari bahwa jalan kita adalah salah, kesalahan itu masih harus ditekankan terus! Siapakah yang salah – orang yang tak henti-hentinya membangunkan kawannya yang tidur nyenyak sedangkan rumahnya terbakar, atau kawannya yang tidur terus dengan tidak menyadari bahwa rumahnya sedang terbakar. Kemanusiaan Yesus adalah INTI Injil. Ini mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan kita sebagai jemaat Allah! Ini mempengaruhi jalannya pemberitaan Injil!
Pemecahan masalah ini hanya dapat dicapai apabila kita “melakukan penyelidikan” dengan “kerendahan hati seorang pelajar” serta “dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa”. Tidak ada jalan yang lain yang boleh ditempuh yang akan mendatangkan hasil!
-
Pengertian dari Hal Injil Tidak Tergantung Pada Kemampuan Berpikir Manusia
“Allah telah mengatur bahwa pengertian dari hal Injil tidak tergantung pada kemampuan berpikir manusia. ……. Injil mempunyai kuasa untuk membuktikan keilahiannya sendiri kepada orang yang rendah hati dan menyadari keadaannya yang penuh dosa itu.” — 1 S.M. 245.
Injil mempunyai kuasa di dalam dirinya sendiri. Injil tidak membutuhkan apapun dari manusia untuk membuktikan bahwa sumbernya adalah ILAHI! Injil memiliki kecukupan untuk membuktikan hak hidupnya di dalam dunia yang jahat ini, dan akan memperlihatkan bahwa apa saja yang merintangi pekerjaannya untuk menyelamatkan dunia ini, akan digilas oleh kekuasaannya!
Adalah sama sekali tidak berfaedah bagi manusia yang fana untuk berlaku tidak jujur terhadap Injil Kristus! Segala pembelaan diri, dan segala usaha manusia untuk membenarkan dirinya sendiri dengan membelokkan arti Injil, tidak akan dapat tahan pada akhirnya! Pertahanan semacam itu hanya dapat berlaku untuk sementara waktu saja. Pada akhirnya Kristus sendiri akan bertindak. Allah Bapa akan mengijinkan tindakan-Nya untuk diberlakukan dan Roh Kudus akan menyatakan kuasa-Nya yang tidak dapat dihalang-halangi oleh manusia dalam kedudukannya atau kebesarannya yang apapun!
Adalah menjadi kewajiban kita untuk menghadapi kebenaran Injil Kristus dengan kerendahan hati dan suatu kesadaran bahwa kita adalah manusia-manusia yang berdosa dan perlu diselamatkan oleh Injil itu! Hanya ada dua unsur ini saja yang akan membuat kita mengerti Injil! Tidak ada ketinggian I.Q. kita yang akan menentukan pengertian kita dari hal Injil! Tidak ada pengertian logika kita yang akan membawa kita kepada pengertian Injil itu! Dua unsur yang di atas adalah pemberian-pemberian yang sangat berharga dari Khalik kita, tetapi apabila kedua unsur ini kita tinggikan di atas Roh Kudus sendiri, kedua-duanya akan mendatangkan kehancuran bagi diri kita sendiri.
Saatnya sudah tiba bagi kita untuk memeriksa kembali kerendahan hati kita dan kesadaran kita akan dosa-dosa kita di bawah TERANG KEMULIAAN Injil Kristus! Kita tidak perlu menyatakan kerendahan hati kita dan menunjukkan kesadaran akan dosa-dosa kita di hadapan sesama manusia. Sesama manusia kita tidak akan mengetahui apakah kita sudah polos dan jujur terhadap diri kita sendiri. Kita dapat memperoleh angka 100 di mata manusia, dan masih memperoleh angka 0 kosong di mata Allah! Adalah kerendahan hati kita dan kesadaran akan dosa-dosa kita di hadapan Allah yang akan membuat kita mengerti Injil! Kepada orang-orang yang demikian inilah Roh Suci akan berkenan untuk membuka segala rahasia Injil Kristus itu!
Pengertian dari hal Injil merupakan suatu PEMBERIAN yang cuma-cuma dari Roh Kudus! Pemberian ini hanya dapat disalurkan kepada orang yang sudah mulai belajar untuk merendah di hadapan Roh! Kelengkapan kerendahan hati tidak akan diperoleh dalam sekejap mata! Hal ini adalah suatu hasil dari pekerjaan Roh yang akan mendisplinkan kita hari demi hari! Oleh sebab itu pengertian kita dari hal Injil Kristus juga tidak akan kita peroleh dalam sekejap mata! Hal ini pun akan berjalan melalui suatu proses! Apabila kerendahan hati kita itu sudah lengkap dan kesadaran akan dosa-dosa kita itu juga sudah menjiwai diri kita, maka TERANG INJIL KRISTUS itu akan bercahaya sebagaimana terang itu telah bercahaya di dalam diri Kristus. Kristus tidak pernah berbuat dosa. Di dalam diri Kristus tidak didapati dosa yang terkecil pun. Tetapi Kristus menyadari sepenuhnya bahwa pada saat Ia berada di dunia kita ini, Ia berjalan di dalam sepatu orang berdosa dan mengenakan pakaian orang berdosa. Keadaan kemanusiaan-Nya yang berdosa itu harus Ia serahkan kepada Roh Kudus untuk diselimuti dengan keilahian Roh!
Kristus harus merendah secara sempurna di hadapan Roh Kudus! Kristus harus mewakili kita yang berdosa dan menganggap diri-Nya sebagai manusia biasa, sehingga Ia tidak melawan dalam hal yang terkecil sekali pun, segala pimpinan Roh Kudus dalam hidup-Nya! Kecuali Kristus melakukan hal ini, dalam kemanusiaan-Nya yang sama seperti kemanusiaan kita, Ia akan dikalahkan iblis! Kecuali Kristus menyembunyikan kemanusiaan-Nya di dalam keilahian Roh Kudus, Kristus akan dibabit (dikalahkan) oleh setan!
Bagaimanakah caranya Roh Kudus mempersenjatai Kristus dalam menghadapi setan? Kristus telah dipersenjatai dengan kebenaran Injil! “Adalah tertulis”, itulah senjata Kristus! Terang Injil itu telah dimengerti oleh Yesus dan telah menjiwai seluruh kepribadian Kristus oleh sebab, melalui kerendahan hati-Nya dan kesadaran akan kemanusiaan-Nya yang lemah yang sedang Ia kenakan, Roh Kudus dapat menyatakan kebenaran Injil itu kepada-Nya! Injil telah berhasil untuk menjadi kuasa-Nya! Di mana Injil dapat berkuasa, Roh Kudus akan berkuasa! Itulah rahasia kemenangan Kristus sekali pun kemanusiaan yang telah dikenakan-Nya adalah kemanusiaan Adam setelah dilemahkan oleh dosa selama 4000 tahun!
Bersambung . . .
Editor : Setyo Kusuma A.