KRISIS PENCURIAN DATA IDENTITAS

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Oleh John Cloud

Pada tahun 2021, PNC.com menerbitkan sebuah artikel berjudul “Meningkatnya Penipuan dan Pencurian Identitas Selama Pandemi Virus Corona,” yang mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipu yang mencari akses ke informasi pribadi dengan mengaku mewakili bank, rumah sakit, dan institusi lainnya. Laporan ini juga merinci taktik “phishing” [upaya penipuan untuk mendapatkan informasi atau data sensitif, seperti nama lengkap, password, dan informasi kartu kredit/debit, dan lainnya, melalui media elektronik dengan menyamar sebagai sosok/pihak yang dapat dipercaya] dan “smishing,” [penipuan phishing melalui pesan elektronik/SMS] di mana para penipu menyamar sebagai lembaga keuangan melalui email dan pesan teks. Pesan-pesan ini sering kali meminta informasi sensitif dan berisi tautan ke halaman login palsu yang mengambil nama pengguna dan kata sandi korban. Jutaan orang telah menjadi mangsa serangan semacam itu.

Saat ini, pencurian identitas masih menjadi masalah yang signifikan. Sebuah artikel baru-baru ini mencantumkan 20 jenis pencurian identitas dan penipuan. Beberapa taktik penjahat, mulai dari phishing dan peretasan hingga pencurian dompet kuno, dibahas di iwatchdog.com. Penting untuk mengetahui metode-metode ini agar dapat dengan mudah mengenalinya dan mencegah menjadi korban.

Di era kecerdasan buatan, para penjahat memiliki akses ke alat yang sangat canggih. Menurut Thomson Reuters, “PassGAN, sebuah alat peretas kata sandi berbasis kecerdasan buatan,” berhasil membongkar “51% kata sandi… dalam waktu kurang dari satu menit, 65% dalam waktu kurang dari satu jam, 71% dalam waktu satu hari, dan 81% dalam waktu satu bulan.”

Konsumen merasa khawatir, dan agen-agen perlindungan pencurian identitas mengambil keuntungan dari hal ini. “Ukuran pasar layanan perlindungan pencurian identitas global … diproyeksikan tumbuh dari USD 14,94 miliar pada tahun 2024 menjadi USD 41,81 miliar pada tahun 2032,” lapor Fortune Business Insights.

Apakah kita berlangganan layanan perlindungan pencurian identitas atau menjaga akun dan informasi kita sendiri dengan hati-hati, sebagian besar setuju bahwa itu sepadan dengan investasinya.

Kasus Pencurian Identitas yang Pertama

Di surga, Lusifer bercita-cita untuk menjadi Allah, dengan berkata dalam hatinya, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, … hendak menyamai Yang Mahatinggi” (Yesaya 14:13,14).

Di Taman Eden, saat menyamar sebagai ular, Lusifer menukar identitasnya dengan identitas Allah, menggambarkan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dan baik hati, sementara Allah adalah pendusta. Dia berjanji kepada Hawa bahwa dia akan “menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5) dengan memakan buah dari pohon yang dilarang Allah. Tanpa sepenuhnya menyadari apa yang dia lakukan, Hawa mempercayai kebohongan si ular dan memakan buah terlarang itu, sehingga Setan berhasil membajak identitas Allah.

Sejak saat itu, banyak orang yang tak terhitung jumlahnya terus jatuh ke dalam narasi tipu daya musuh bahwa Allah tidak dapat dipercaya.

Penyimpangan Doktrin

Yesus mengajarkan bahwa iblis “tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44).
Salah satu alat yang paling efektif dari musuh untuk mengaburkan identitas Allah yang sebenarnya adalah doktrin palsu.

Meskipun ular itu sendiri yang memulai mitos bahwa manusia “tidak akan mati” (Kejadian 3:4) karena tidak menaati Allah, para pendeta Kristen yang sesat telah menyebarkan kebohongan itu selama berabad-abad, dengan mengajarkan bahwa kita memiliki jiwa-jiwa yang tidak dapat mati. Tragisnya, kesalahan ini, digabungkan dengan kesalahan-kesalahan lainnya, seperti siksaan kekal di neraka dan takdir orang-orang tertentu untuk mengalami nasib yang kejam tanpa ada pilihan lain yang diberikan kepada mereka, melukiskan gambaran yang mengerikan tentang Tuhan. Siapa yang dapat menyalahkan jutaan orang yang telah berpaling dengan penuh kejijikan?

Di dalam Kristus, kita adalah para pemenang!

Di sisi lain, Alkitab menyatakan bahwa hanya Allahlah “yang tidak takluk kepada maut” (1 Timotius 6:16) dan “orang yang berbuat dosa harus mati” (Yehezkiel 18:20), bukannya hidup dalam siksaan. Alkitab juga dengan jelas mengajarkan bahwa nasib kekal setiap orang bukanlah keputusan Allah yang sewenang-wenang, tetapi ditentukan oleh pilihan mereka sendiri untuk melayani siapa (Yosua 24:15; Matius 7:13, 14).

Jangan Percaya pada Kebohongan

Setan juga berusaha untuk menggantikan identitas sejati anak-anak Allah dengan kepalsuan yang menyesatkan.

Dia ingin kita percaya bahwa kita adalah orang-orang gagal yang menyedihkan dan tidak dapat dikasihi yang tidak dapat hidup sesuai dengan standar-standar Allah yang sempurna dan tidak layak berada di dalam kerajaan-Nya. Ketika kita berbuat dosa, musuh mencoba untuk membanjiri kita dengan perasaan bersalah untuk meyakinkan kita bahwa kita tidak layak menerima kasih Allah. Kita memang tidak dapat melakukan apa pun untuk mendapatkan kasih Allah, tetapi itu karena Dia telah mengasihi kita tanpa syarat! “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32).

Meskipun “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23), namun kita dapat hidup sebagai anak-anak Allah yang kudus. Yesus berjanji, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9).

Ia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya” (Yudas 1:24).

Di dalam Kristus, kita adalah para pemenang!

Rencana Perlindungan Pencurian Identitas Tuhan

Kita tidak perlu tertipu oleh permainan identitas Iblis. Tuhan telah menyediakan rencana perlindungan pencurian identitas bagi kita yaitu Firman-Nya! Alkitab menyingkapkan Iblis apa adanya, pendusta dan pencuri (Yohanes 10:10), dan menjaga identitas sejati Bapa surgawi dan anak-anak-Nya.

Seberapa pahamkah Anda dengan rencana perlindungan pencurian identitas dari Tuhan?


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *