“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” Efesus 6:10.
Gedung-gedung pencakar langit kini makin banyak terdapat di kota-kota besar, tidak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota lainnya juga seperti Surabaya atau Bandung. Pembangunan gedung-gedung tinggi tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat, perlu adanya perencanaan yang matang, karena semakin tinggi bangunan gedung semakin dalam atau semakin kokoh pula pondasi yang harus ditanam. Jika tidak, gedung itu akan mudah goyah atau runtuh bila ada goncangan atau badai datang.
Kehidupan kekristenan kita pun juga harus demikian! Itulah sebabnya firman Tuhan selalu menasihatkan agar kita makin kuat di dalam Tuhan. Contoh lain adalah pesan Musa kepada Yosua: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Ulangan 31:6). Juga saat bangsa Israel menghadapi bani Amon dan orang Aram, Yoab membangkitkan semangat para tentara Israel yang hendak terjun ke medan perang dengan berkata, “Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. Tuhan kiranya melakukan yang baik di mata-Nya” (1 Tawarikh 19:13). Jangan sampai mereka takut, patah semangat dan menjadi lemah. Memang jumlah lawan melebihi tentara Israel, tapi tidak ada perkara mustahil bagi orang percaya karena ada Tuhan yang menyertai mereka.
Dan hasilnya, bangsa Israel mengalami kemenangan yang gilang-gemilang. Di tengah dunia yang penuh tantangan ini anak-anak Tuhan tidak boleh lemah, sebab kita berada dalam peperangan setiap hari yaitu melawan tipu muslihat Iblis yang berupaya untuk menyerang iman orang percaya. Di akhir zaman ini banyak orang Kristen yang jatuh oleh karena perangkap Iblis, bahkan tak segan-segan mereka meninggalkan imannya. Karena iming-iming kekayaan, jabatan dan popularitas mereka rela menjual keselamatannya. Ada juga karena masalah (sakit-penyakit, krisis keuangan dan sebagainya) mereka tidak tahan, iman menjadi goyah dan akhirnya meninggalkan Kristus. Apa pun yang terjadi kita harus kuat di dalam Tuhan dan berjuang mempertahankan iman kita di hadapan Kristus sampai Dia datang kali yang kedua.
Jangan sampai gagal di tengah jalan dan akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal.