Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit, Ia membawa meterai Allah yang hidup: dan ia berseru dengan suara yang nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut katanya, janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!” Wahyu 7:2,3.
Segala sesuatu yang ada di dunia dalam keadaan tidak aman. Bangsa-bangsa marah dan persediaan besar untuk peperangan sedang dilakukan. Bangsa bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerejaan. Hari besar Allah sudah sangat dekatnya. Tetapi walaupun bangsa-bangsa sedang mengerahkan kekuatan mereka untuk pertempuran dan pertumpahan dara, perintah kepada malaikat-malaikat masih lebih kuat, sehingga mereka menahan keempat angin itu sampai hamba-hamba Allah dimeteraikan pada dahi mereka.
Demikianlah keempat angin itu ditahan sampai hamba-hamba Allah dimeteraikan pada dahinya. Kemudian kuasa-kuasa di bumi akan mengerahkan kekuatan mereka untuk pertempuran besar yang terakhir. Betapa cermatnya kita harus menggunakan waktu sedikit yang tersisa sebagai pintu kasihan bagi kita!
Pikiran-pikiran yang telah kehilangan dayanya perlu diubah. … Pemikiran harus dipusatkan kepada Allah. Sekaranglah waktunya berusaha dengan tekun untuk mengalahkan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari hati yang degil.
Saat sebelum kita memasukinya (masa kesukaran) kita semua sudah menerima meterai Allah yang hidup. Kemudian saya melihat keempat malaikat itu melepaskan keempat angin itu. Dan saya melihat bela kelaparan, wabah dan pedang, bangsa bangkit melawan bangsa, dan seluruh dunia dalam keadaan kacau-balau.
Apakah meterai Allah yang hidup itu, yang ditaruh pada dahi umatNya? Itulah tanda yang tidak dapat dibaca mata manusia melainkan malaikat saja, karena malaikat pembinasa harus melihat tanda penebusan ini. Yang berpikiran cerdas telah melihat tanda salib Golgota pada anak-anak angkat Tuhan laki-laki dan perempuan. Dosa pelanggaran hukum Allah sudah dilenyapkan. Mereka telah memiliki pakaian perjamuan, dan menurut serta setia pada semua perintah-perintah Allah.
Tiada maaf dari Tuhan bagi mereka yang mengetahui kebenaran tetapi dalam perbuatan dan perkataan tidak menurut perintah-perintahNya.
Maranata Hal. 243