Hormat dalam Kehidupanku
Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN. (Imamat 19:32)
Ada pelayanan kepada orang lain yang tidak dapat kita abaikan namun tetap memelihara hukum Allah. Hidup, bertindak hanya untuk kepentingan diri sendiri saja berarti menjadi sia-sialah sebagai hamba Allah….
Banyak orang di kalangan kita yang gelisah, cerewet, suka memuji diri dan menonjolkan dirinya, tidak menghormati orang yang lebih tua, atau lebih berpengalaman atau yang berpangkat lebih tinggi. Gereja
sekarang ini menderita kekurangan tabiat yang berlawanan—sederhana, tenang, orang yang takut kepada Allah, yang rela memikul beban yang kurang menyenangkan bila diletakkan ke atas pundak mereka, bukan untuk mencari nama melainkan untuk melayani Tuhannya, yang telah mati bagi mereka. Orang yang bertabiat demikian tidak merasa dikecilkan bila menghormati orang yang tua dan orang yang beruban….
Orang yang takut dan menghormati Allah, akan senang memberi hormat. Manusia dapat ditinggikan sedemikian rupa sehingga membentuk rantai penghubung di antara langit dan bumi. Ia keluar dari hasil tangan Khalik dengan tabiat yang simetris, dianugerahi kesanggupan untuk berkembang, sehingga menggabungkan pengaruh ilahi dengan usaha manusia, dapat diangkatnya diri sendiri sampai hampir mencapai taraf malaikat. Namun demikian, bila ia sampai di taraf ketinggian itu, la tidak akan menyadari kebaikan dan kebesarannya.
Allah sangat menaruh hormat kepada orang tua. la berkata, “Rambut putih adalah mahkota yang indah yang didapat pada jalan kebenaran.” la menceritakan mengenai peperangan dan kemenangan yang diperoleh; beban yang dipikul dan cobaan yang dilawan.
Diceritakan mengenai kaki yang letih mendekati perhentiannya, mengenai tempat yang segera akan lowong. Tolonglah agar anak-anak memikirkan hal itu dan mereka akan melicinkan jalan orang tua dengan tingkah laku sopan santun dan hormat dan akan membawa keelokan dan keindahan ke dalam hidupnya yang masih muda manakala mereka menaati perintah untuk ”berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua.”
Hidupku Kini, hal. 281