Karena hikmat dunla ini adalah kebodohan bagi Tuhan. Sebab ada tertulls: “Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di tempat lain: “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.” 1 Kor. 3:19, 20.
Firman Tuhan haruslah menjadi penuntun kita. Mengenai kebenaran “yang dikandung firman ini bukanlah dugaan atau perkiraan. Janganlah kita tinggalkan penuntun yang tidak pernah salah ini lalu mencari sesuatu yang baru dan aneh. . . . Ada banyak ajaran yang seperti itu yang tidak berdasarkan, “Ada tertulis.” Ajaran-ajaran seperti itu hanyalah dugaan-dugaan manusia. Adalah dengan kata “Ada tertulis” Kristus menghadapi setiap pencobaan Setan di padang belantara, dan dengan bersenjatakan senjata ini, Ia bisa berkata kepada musuh, “Sampai di sini engkau datang, dan tidak boleh lebih jauh.”
Kita tidak boleh dengan aman menerima pendapat-pendapat manusia, betapapun terpelajarnya mereka, kecuali semua itu selaras dengan kata-kata Guru Agung. Pendapat-pendapat orang-orang yang salah disajikan untuk kita terima, tetapi firman Tuhan adalah otoritas kita, dan kita tidak pernah menerima pengajaran manusia tanpa bukti yang paling meyakinkan bahwa itu sesuai dengan ajaran firman Tuhan. Kita harus tahu bahwa kita sedang berdiri di mimbar kebenaran kekal Firman Tuhan yang hidup.
Kebenaran, kebenaran berharga dari firman Tuhan, harus dinyatakan baik kepada umum maupun kepada keluarga kita. Kita mempunyai pekabaran untuk mempersiapkan suatu umat untuk berdiri di tengah-tengah bahaya zaman akhir. . . . Kebenaran akan dapat memenangkan setiap ujian yang dihadapkan kepadanya.
Kebenaran tidak bisa dikalahkan oleh tipuan Setan. Semakin ia diserang, semakin ia bercahaya dengan terang dan jelas. Sementara kita melihat indikasi usaha-usaha musuh yang aktif dan sungguh-sungguh, tidakkah kita membuat usaha-usaha yang menentukan untuk memberikan pekabaran yang jelas dan menentukan? Tidakkah kita berdiri dalam kuasa Roh Tuhan, dan menerima dan memberikan pelajaran-pelajaran dari Guru Agung? . . . “Ya Tuhan, Engkaulah Tuhanku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu” (Yes. 25:1). . . . Marilah kita berjangkar kepada firman Tuhan, Tuhan Israel.
Inilah Hidup yang Kekal Hal. 209