“Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.” Matius 6:9
Sebagai orang Kristen kita pasti tahu dan hafal DOA BAPA KAMI, bahkan anak-anak sekolah Minggu pun sudah diajarkan untuk mengucapkan doa ini. Namun banyak dari kita yang kurang memahami makna kata demi kata yang kita ucapkan.
Sebagaimana ayat nas di atas: “…Dikuduskanlah nama-Mu,”, nama Tuhan selalu dihubungkan dengan kekudusan-Nya sehingga Dia tidak senang jika nama-Nya dinajiskan dan diremehkan. Ketika bangsa Israel tidak Iagi menghormati nama Tuhan dan tidak mengindahkan perkataan-Nya, malah menyembah berhala, Ia sangat murka: “Tetapi Aku bertindak oleh karena nama-Ku, supaya itu jangan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa, di mana mereka berada.” (Yehezkiel 20:9a). Tindakan Tuhan selalu dikaitkan dengan nama-Nya yang kudus seperti tulisan Daud: “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” (Mazmur 23:3b). Nama Tuhan juga merupakan kekuatan dan keselamatan bagi orang yang benar: “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” (Amsal 18:10). Tetapi bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan nama itu menjadi kebencian. Banyak orang sangat ‘alergi’ mendengar nama Yesus. Mereka melecehkan dan merendahkan nama-Nya.
Tidaklah cukup kita berdoa mengucapkan “Dikuduskanlah nama-Mu”. Di seluruh kehidupan, kita harus mau dipimpin Roh Kudus dan dituntun kepada kehidupan yang kudus. Setiap hari kita ditantang untuk hidup kudus agar dapat menghayati nama Tuhan yang kudus dan dapat memuliakan nama-Nya melalui perbuatan-perbuatan kita. Nama Tuhan yang kudus harus dimulai dari kehidupan orang yang berdoa “Dikuduskanlah nama-Mu”. Jika dikuduskanlah nama-Mu tidak disertai kekudusan hidup orang yang berdoa itu, maka ucapan doa itu sama sekali tak ada artinya. Tuhan sangat murka karena nama-Nya dinajiskan oleh imam-imam bangsa Israel hingga Ia berkata, “…Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan Allah.” (Yehezkiel 22:31).
Mari bertanggung jawab atas perbuatan kita setiap hari agar nama Tuhan tidak dinajiskan!