Keluaran terbaru film besar Hollywood Noah telah membuat banyak reaksi muncul, baik dari dalam atau luar komunitas Kristen. Beberapa pemimpin agama terkemuka telah memuji epik bernilai 160 juta dollar tersebut, sementara yang lain kuatir akan dorongan agresif pecinta lingkungan radikal yang ada di sepanjang film.
Akan tetapi hal yang paling controversial tentang film ini adalah sebuah usaha radikal untuk mendefinisikan ulang karakter Tuhan dan peristiwa-peristiwa yang membawa pada kehancuran bumi.
Kita memperhatikan dengan seksama pendapat tentang film ini dari orang Kristen dan non-Kristen. Memang ada beberapa unsur yang diputar balik dalam film Noah yang kita rasa perlu untuk kita perhatikan:
-. Setan malaikat yang dilempar dari Surga melindungi Nuh sementara dia membangun bahtera.
-. Untuk mencegah bumi dipenuhi kembali, Nuh mencoba membunuh istri anaknya yang sedang hamil
-. Nuh digambarkan sebagai orang yang tidak peduli, kasar dan sungkan mengikuti instruksi Tuhan.
-. Metusalah digambarkan seperti semacam dukun sihir yang membimbing kerohanian Nuh.
Russel Crowe yang memerankan tokoh Nuh sendiri mengatakan bahwa “ini bukan cerita sekolah minggu”dan akan menantang pemahaman para penontonnya akan Alkitab. Film ini pada kenyataannya telah dilarang beredar di beberapa negara Islam, karena menggambarkan seorang nabi.
Begitu juga usaha penulis naskah dan sutradara Darren Aronofsky untuk mengisi gap dalam cerita begitu bertentangan dengan kisah Alkitabiah sehingga pekabaran sebenarnya dibanjiri oleh terlalu banyak ekspresi kreatif dan spekulasi.
Kami membuat dua rekomendasi tentang film baru ini. Yang pertama adalah baca kisah Alkitab untuk diri Anda sendiri dalam Kejadian pasal 6-8. Jangan mempercayai produser film untuk secara akurat menggambarkan kisah Alkitab, lebih terlihat seakan pembuat film mempercayai kisah Kejadian sebagai sekedar dongeng, dan mencoba merubah persepsi Anda tentang Tuhan dan Alkitab.
Terlebih lagi Firman Tuhan diberikan bukan untuk entertainment, tetapi “yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15). Untuk memperoleh kebenaran yang dapat merubahkan hidup, kita tidak dapat menggantikan penyelidikan Alkitab secara pribadi dengan menonton efek visual kreatif tentang Alkitab. Kisah mengenai air bah tidak sekedar berarti untuk didramatisir, menyegarkan, mengagetkan atau membingungkan. Itu memiliki makna rohani yang mendalam (1 Korintus 2:14).
Yang kedua, dengan keluarnya film ini secara potensial akan menghasilkan hilangnya banyak kesempatan untuk mendiskusikan cerita Alkitab dengan orang-orang yang hanya mengetahui sedikit tentang Firman Tuhan. Di samping grafis yang luar biasa dan meskipun elemen-elemennya diselewengkan, itu adalah kisah yang masih relevan untuk zaman kita, karena Kristus berkata, “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia” (Lukas 17:26). Seperti halnya saat itu ada undangan untuk masuk ke dalam bahtera, demikian Yesus dengan sabar mengundang orang-orang untuk datang pada-Nya. Tetapi akan tiba saatnya nanti saat pintu kasihan tertutup. Tanda-tandanya menunjukkan itu segera tiba (Matius 24:28).
Kisah nyata Nuh bukanlah sekedar dongeng. Dunia pada suatu masa dulu dibinasakan oleh air bah. Suatu hari nanti akan dibinasakan oleh api (Maleakhi 4:1,3). Sudahkah Anda bersiap?