Amazingfacts.id: Pada tahun 1850, Hong Xiuquan memulai konflik yang meletus menjadi perang saudara yang meluas di Tiongkok.
Pemberontakan Taiping
Xiuquan percaya bahwa dia adalah saudara Yesus, yang dipilih untuk menggulingkan Dinasti Qing dan mendirikan kerajaan surgawi. Selama perang 14 tahun, yang dikenal sebagai Pemberontakan Taiping, sekitar 20 juta orang tewas, menjadikannya salah satu perang paling mematikan dalam sejarah.
Hebatnya, Xiuquan menamai kerajaannya yang berumur pendek itu sebagai Kerajaan Surgawi dengan Kedamaian Besar. Pemberontakan Taiping adalah salah satu dari sekian banyak perang agama yang dijadikan alasan oleh orang-orang yang tidak percaya bahwa dunia akan lebih baik tanpa agama. Namun, Yudas menasihati kita untuk “berjuang dengan sungguh-sungguh untuk iman” (Yudas 3). Apakah Yudas mendorong perang agama?
Doktrin Palsu Masuk Ke Dalam Gereja
Supaya kita tidak salah paham, Yudas dengan cepat menjelaskannya: Doktrin palsu telah merayap masuk ke dalam gereja “tanpa disadari” (Yudas 4). Bagaimana seharusnya gereja menangani para penyebar doktrin-doktrin palsu ini?
Yudas memberikan jawaban ini: Tuhan telah menyelamatkan Israel dan menghancurkan orang Mesir, Tuhan akan menghakimi malaikat-malaikat yang membelot, dan Tuhan mengirimkan api ke Sodom. Yudas menyarankan kita untuk mengikuti teladan Mikhael sang penghulu malaikat-ketika bertengkar dengan Iblis, dia hanya berkata, “Tuhan menghardik engkau” (Yudas 9).
Berperang Dengan Tinggal Di Dalam Kristus
Jika kita tidak boleh berperang dalam perang agama, bagaimana kita harus berperang? Yudas menyertakan petunjuk-petunjuk ini: “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.” (Yudas 21).
Selain itu, kita harus “Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api.” (Yudas 22, 23). Dalam perang agama yang sejati, kita berperang dengan tetap tinggal di dalam Kristus, menawarkan belas kasihan kepada mereka yang lemah imannya, dan berjuang untuk keselamatan orang lain.
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Kolose 2:6.