Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Tuhan dan Bapa kita pada waktur kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya. 1 Tes. 3:13
Etika yang ditanamkan oleh Injil tidak mengakui standar selain kesempurnaan pikiran Tuhan, kehendak Tuhan. Tuhan menuntut dari makhluk-Nya kesesuaian kepada kehendak-Nya. Ketidaksempurnaan tabiat adalah dosa, dan dosa adalah pelanggaran hukum. Semua sifat kebenaran tabiat ada pada Tuhan sebagai kesatuan yang sempurna dan harmonis. Setiap orang yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya berkesempatan dan berhak memiliki sifat-sifat ini. Inilah pengetahuan tentang kekudusan. . . .
Kemuliaan Tuhan adalah tabiat-Nya. . . . Tabiat ini telah dinyatakan dalam kehidupan Kristus. Agar oleh teladan-Nya sendiri, Ia boleh, mengutuki dosa dalam daging, Ia mengambil kepada diri-Nya keserupaan daging yang berdosa. Ia senantiasa memperhatikan tabiat Tuhan; Ia senantiasa menyatakan tabiat ini kepada dunia. Kristus ingin agar para pengikut-Nya menyatakan tabiat yang sama ini dalam hidup mereka.
Tuhan sedang memperkuat kita di hadapan dunia ini sebagai saksi-saksi yang hidup mengenai apa yang bisa dicapai oleh manusia melalui kasih karunia Kristus. Ia memerintahkan kita untuk berusaha memperoleh kesempurnaan tabiat. Guru Ilahi berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Mat. 5:48). Apakah Tuhan mencobai kita oleh menuntut dari kita sesuatu yang tidak mungkin? Betapa suatu kehormatan dikaruniakan-Nya kepada kita dengan mendorong kita supaya menjadi suci dalam batas ruang lingkup kita, sebagaimana Bapa adalah suci dalam ruang lingkup-Nya! Ia dapat menyanggupkan kita melakukan ini, karena Ia menyatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (Mat. 28:18). Kita berhak untuk meminta kuasa yang tidak terbatas ini. . . .
Tuhan bekerja dengan mereka yang menyatakan tabiat-Nya dengan baik. Melalui manusia, kehendak-Nya jadi di dunia ini seperti di surga. Adalah pekerjaan kita seumur hidup untuk mencapai kesempurnaan tabiat Kristen, dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri kepada kehendak Tuhan. Setiap hari kita harus berusaha maju ke atas, semakin ke atas, sampai mengenai kita bisa dikatakan, “Kamu telah dipenuhi di dalam Dia” (Kol. 2:10).
“That I May Know Him”