Jalan-jalan Menuju Kebahagiaan yang Selalu Terbuka
Adapun ibadah itu sunggulah besar labanya, jikalau disertai dengan hati yang senang. 1 Timotius 6:6
Tarlalu banyak kekhawatiran hidup dan beban yang dibawa masuk ke dalam keluarga kita, dan terlalu sedikit kesederhanaan yang biasa, damai sejahtera serta kebahagiaan yang dihargai. Perhatian terhadap perkara yang dipentingkan dan dipikirkan dunia ini haruslah dikurangi, perhatian terhadap kaum keluarga harus lebih banyak dikerahkan. Kecenderungan untuk memamerkan perkara-perkara duniawi haruslah dikurangi, yang harus labih banyak ditunjukkan ialah kelemah-lembutan dan kasih-sayang, sopan santun dan karamahan orang Kristen, di kalangan anggota keluarga. Banyak orang harus balajar bagaimana cara mambuat rumah tangga itu menarik, manjadi suatu tarnpat yang menyenangkan. Hati yang bersyukur dan pandangan yang manis lebih berharga dari pada kekayaan dan kamewahan, dan perasaan puas dangan hal-hal sederhana, akan menjadikan rumah tangga berbahagia kaiau kasih ada di sana.
Yesus, Penebus kita, berjalan di dunia ini dengan keluhuran seorang raja; namun demikian la rendah hati dan lemah lembut. Ia seorang yang menjadi terang dan berkat dalam setiap ruman tangga sebab Ia membawa kesukaan, pengharapan dan keberanian nati. Aduh, kita dapat merasa puas dengan hati yang kurang rindu, kurang berusaha keras mengatasi kesukaran untuk memperindah rumah tangga kita, samentara yang lebih berharga dari pada permata bagi Allah, yakni kelemahlembutan, dan hidup tenteram tidak dihargai. Kasih karunia dari kesederhanaan, kelemah-lembutan, dan kasih sayang sejati akan membuat rumah tangga yang paling sederhana itu suatu firdaus. Lebih baik mananggung kesusahan dengan senang hati daripada meninggalkan damai sejahtera dan perasaan puas.
Di sinilah rahasia perasaan puas dan perdamaian dan kebahagiaan itu. . .. Orang Kristen sejati berusaha hidup berguna dan menyesuaikan tabiatnya dengan teladan Yesus. Orang yang demikianlah yang akan mendapat kebahagiaan yang paling sejati, mendapat upah melakukan yang baik. Orang yang demikianiah yang akan diangkat dan perbudakan kehidupan yang barpura-pura menuju kemerdekaan dan kasih karunia kesederhanaan yang serupa dengan hidup Kristus.
Hidupku Kini, hal. 171