Oleh Elizabeth Talbot
Renungan singkat untuk membantu Anda lebih mengenal Yesus!
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lukas 1:37
Minggu ini saya mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak terduga. Saya menjalani ekokardiogram, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya dapat mendengarkan detak jantung saya dan melihat katup-katupnya bergerak. Hal ini mengejutkan saya, bukan karena saya tidak tahu bahwa alat ini bekerja. . . tetapi suara dan visualnya memperlihatkan sesuatu yang ajaib. Inilah mesin di dalam tubuh saya yang berjalan dengan sendirinya selama lebih dari lima dekade, tanpa sumber tenaga dari luar. Saya menjadi semakin sadar bahwa setiap detik yang kita jalani adalah keajaiban yang sesungguhnya.
Ketika malaikat Gabriel memberitahukan kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan seorang Bayi yang ajaib, Maria bertanya-tanya bagaimana hal ini mungkin terjadi, karena ia masih perawan. Malaikat itu menjawab bahwa Roh Kudus akan turun atas dirinya, dan Anak yang akan dilahirkan itu akan disebut Anak Allah (Lukas 1:35). Kemudian ia mengatakan kepadanya bahwa kerabatnya yang lebih tua dan mandul, Elisabet, sedang mengandung di bulan keenam dan menegaskan bahwa “tidak ada yang mustahil bagi Allah” (ayat 37). Kata-kata dalam bahasa Yunani dalam kalimat ini dapat diterjemahkan menjadi, “ tak satu pun perkataan, keadaan, peristiwa, atau perkara” yang mustahil bagi Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan; segala sesuatu mungkin bagi-Nya. Tuhan memberikan respon yang sama kepada Abraham, ketika Sara tertawa ketika mendengar bahwa ia akan mengandung di masa tuanya. “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan?” (Kejadian 18:14). Garis perjanjian Allah datang melalui seorang wanita tua yang mandul ini untuk menunjukkan rancangan dan ketidakterbatasan Allah. Kemudian, dalam Injil Lukas, akar kata yang sama yang digunakan oleh Malaikat Gabriel dengan Maria digunakan oleh Yesus ketika menjelaskan tentang keselamatan: “Dan mereka yang mendengar itu berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Kata Yesus: ”Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”” (Lukas 18:26, 27).