Pergaulan yang Ramah
Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan Tuhan: Tuhan memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis dihadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya. Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihi mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maleakhi 3:16, 17
Kita mempunyai tanggung jawab pribadi kepada Allah, suatu tugas pribadi yang tidak seorang pun dapat lakukan untuk kita. Tugas itulah yang membuat dunia ini lebih baik melalui ajaran, usaha perorangan, dan teladan. Sementara kita harus memupuk pergaulan, janganlah pergaulan itu semata-mata untuk kesenangan melulu, tetapi untuk suatu maksud. Banyak jiwa yang akan diselamatkan. . . . Hubungan pergaulan kita satu dengan yang lain haruslah ditandai dengan kesederhanaan dan terarah pada pandangan sorga. Percakapan kita haruslah di atas perkara-perkara sorga. . . .
Apalah lagi yang lebih pantas menawan pikiran selain dari pada rencana keselamatan? Itulah suatu pokok penting yang tak habis-habisnya dipelajari. Kasih Yesus, keselamatan yang ditawarkan kepada orang yang jatuh dalam dosa melalui kasih-Nya yang tak terhingga, kesucian hati, kebenaran yang indah dan menyelamatkan untuk zaman akhir ini, kasih karunia Yesus Kristus – inilah pokok-pokok penting yang menghidupkan jiwa dan yang menyebabkan hati yang bersih merasakan sukacita sebagaimana yang dirasakan murid-murid itu tatkala Yesus datang, serta berjalan bersama-sama mereka menuju Emaus. Orang yang telah memusatkan kasih sayangnya kepada Kristus akan menikmati pergaulan yang disucikan ini dan akan mengumpulkan kekuatan yang kudus melalui pergaulan yang demikian. . . . Bilamana kebenaran Allah merupakan suatu prinsip yang tinggal dalam hati, maka hati akan seperti mata air yang hidup. Usaha boleh diadakan untuk menahannya, tetapi ia akan memancar keluar ke tempat yang lain; ia ada di sana, dan tak dapat ditahan-tahan. Kebenaran dalam hati adalah suatu mata air hidup. Mata air hidup itu menyegarkan yang letih lesu, mengendalikan pikiran yang keji dan ucapan yang kotor, dan membuat segala sesuatunya bertumbuh subur. . . . Kebahagiaan mereka akan . . . berada . . . pada Yesus dan kasih-Nya.“
Hidupku Kini, hal. 209