Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan, dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya. Wahyu 20:1,2
Sang pewahyu meramalkan pembuangan Setan dan keadaan kacau balau dan kehancuran di mana bumi akan ditanduskan, dan ia menyatakan bahwa keadaan ini akan berlangsung selama seribu tahun. Sesudah mengetengahkan pemandangan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali dan kebinasaan orang-orang jahat, nubuatan itu melanjutkan: “Aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraiakannya diatasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian daripada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.” Wahyu 20:1-3.
Pernyataan tentang “jurang maut” melambangkan bumi dalam keadaan kacau balau dan diselubungi kegelapan merupakan bukti dari kitab suci lain. Tentang keadaan bumi “belum berbentuk, dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.” Kejadian 1:2. Nubuatan mengajarkan bahwa bumi itu akan dikembalikan kepada keadaan semula, paling sedikit sebagian besarnya. Memandang ke masa yang akan datang kepada hari besar Allah, nabi Yeremia memaklumkan: “Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung ternyata goncang; dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia, dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh.” Yeremia 4:23-26.
Inilah yang akan menjadi rumah Setan serta dengan malaikat-malaikatnya yang jahat selama seribu tahun. Dikurung dibumi, ia tidak akan mempunyai kesempatan mengunjungi dunia-dunia lain, untuk menggoda dan menganggu mereka yang tidak pernah jatuh berdosa. Dalam perasaan inilah ia dirantai: tidak ada yang tersisa kepada siapa ia dapat menerapkan kuasanya. Ia telah diberhentikan seluruhnya dari pekerjaan menipu dan merusak yang selama berabad-abad telah menjadi kesenangan sendiri.
Maranata Hal. 307