Kristus dalam Hidupku
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Lukas 2:40
Betapa indahnya makna dari catatan singkat mengenal masa muda-Nya: “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.” Dalam terang matahari wajah BapaNya, Yesus “makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Pikirannya aktif dan cerdas, dengan akal budi dan pengetahuan yang melebihi usia-Nya. Namun tabiat-Nya indah sepadan. Daya pikir dan tubuh lambat laun berkembang, sesuai dengan hukum masa kanak-kanak.
Sebagai seorang anak, Yesus menunjukkan kelakuan yang manis. Tangan-Nya yang penuh kerelaan selalu siap sedia untuk melayani orang lain. Ia memperlihatkan sifat kesabaran yang tidak dapat digusari dan kejujuran yang tidak akan pernah mengorbankan ketulusan. Dalam prinsip Ia kokoh seperti batu karang, kehidupan-Nya menunjukkan sopan santun yang tidak mementingkan diri.
Dengan tulus ikhlas ibu Yesus memperhatikan kuasa-Nya berkembang dan melihat kesan sempurna atas tabiat-Nya. Dengan sukacita ia berusaha mendorong otak yang cerdas dan suka menerima itu. . . .
Dari bibir-Nya dan dari gulungan nabi-nabi Ia mempelajari perihal sorga. Kata-kata yang diucapkan-Nya sendiri kepada Musa untuk bangsa Israel sekarang diajarkan kepada-Nya di lutut ibu-Nya. Manakala Ia bertumbuh dari masa kanak-kanak menjadi anak muda, Ia tidak masuk sekolah para rabbi. Ia tidak memerlukan pendidikan yang diperoleh dari sumber yang demikian; karena Allah adalah guru-Nya. . . .
Karena Ia memperoleh pengetahuan yang dapat pula kita peroleh, pengenalan-Nya yang akrab dengan Kitab Suci menunjukkan betapa rajin-Nya Ia pada masa muda mempelajari Firman Allah. . . . Sejak daya pikir-Nya mulai berkembang Ia senantiasa bertambah-tambah dalam karunia rohani, dan pengetahuan mengenai kebenaran
Hidupku Kini, hlm. 300