mengenal Yesus

TIDUR NYENYAK

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak …. Karena TUHANlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat” Amsal 3:24-26.

Serangan teroris di New York dan Washington, D.C., menanamkan rasa takut ke dalam hati orang-orang. Mereka bertanya-tanya, Apakah yang akan terjadi di masa mendatang? Apakah akan aman untuk terbang lagi?

Pemerintah Amerika Serikat menahan semua penerbangan komersial selama beberapa hari untuk memastikan bahwa langit terlindung dari serangan berikutnya. Meskipun demikian, ketika penerbangan dibuka kembali banyak orang berat langkah naik ke pesawat. Orang-orang bisnis membatalkan perjalanan; perjalanan dengan kereta dan mobil tiba-tiba menjadi pilihan yang lebih disukai untuk perjalanan pendek. Penerbangan mendapat guncangan besar, mengalami penurunan yang mengejutkan karena keengganan warga untuk terbang.

Istri saya, Noelene, mendapati dirinya dalam sebuah dilema. Ia telah membuat penjadwalan untuk menghadiri sebuah kongres di dekat Denver, Colorado, itu akan diadakan sebulan setelah 11 September, tetapi ia jadi takut naik pesawat. Ketika tanggal kongres semakin dekat, ia menjadi semakin gelisah.

Suatu malam ia terbangun dengan keringat dingin, melihat dirinya sendiri berada di dalam pesawat yang meluncur jatuh ke tanah, sama seperti pesawat naas yang dibajak di Pennsylvania. Karena ketakutan, ia bermaksud mengubah rencananya ke Denver.

Ia bangun dan mulai membaca Alkitabnya. Jadwalnya membaca Kitab Suci seharusnya sudah melewati Amsal pada tanggal itu, tetapi ia ketinggalan. Ketika ia membaca pagi dini hari itu, kata-kata Amsal 3:24-26 terangkat dari halaman itu: “Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba …. Karena TUHANlah yang akan menjadi sandaranmu” (ayat 25, 26). “Engkau akan berbaring dan tidur nyenyak” (ayat 24).

Itu adalah sabda dari Allah, tepat untuk saat itu, sebagaimana Firman Allah senantiasa demikian. Damai dan keyakinan mengalir di dalam dirinya. Ia menyelesaikan bacaan, kembali tidur, dan tertidur nyenyak.

Konferensi di Denver, meskipun sudah diiklankan kepada orang-orang dari semua denominasi, hanya mengumpulkan sejumlah kecil orang-orang yang berjiwa tangguh. Noelene kebetulan makan pagi dengan orang yang mengadakan rapat, dan menyebutkan bagaimana Tuhan telah menenangkan ketakutannya. Karena terkesan, ia meminta Noelene untuk membagikan pengalaman itu kepada seluruh kelompok, dan ia melakukannya. Mereka terkagum-kagum dengan ceritanya.

Itulah Allah kita penuh dengan kasih karunia, senantiasa mencari kita.

Ps. William G. Johnsson – Hati yang Berlimpah Kasih Karunia, hlm. 146

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *