Amazingfacts.id: Dr. Evan O’Neil Kane adalah kepala ahli bedah di Rumah Sakit Kane Summit di New York City. Pada saat berusia 60 tahun, ia telah berpraktik bedah selama 37 tahun dan secara khusus tertarik pada anestesi. Kane berpraktik pada awal abad ke-20 ketika satu-satunya jenis anestesi yang digunakan adalah anestesi umum yang berarti pasien harus benar-benar pingsan. Hal ini sering kali mengakibatkan komplikasi yang serius.
Pasien terkadang lumpuh dan terkadang meninggal. Dr. Kane percaya bahwa adalah mungkin untuk mengoperasi pasien yang hanya menerima anestesi lokal hanya dengan mematikan rasa pada area yang lebih kecil yang membutuhkan pembedahan. Dia ingin membuktikan pendapatnya dengan menemukan subjek yang bersedia yang akan mengizinkannya mencoba prosedur ini dengan menggunakan anestesi lokal. Akhirnya ia menemukan seseorang yang bersedia membantunya melakukan percobaan.
Pasien tersebut membutuhkan pengangkatan usus buntunya, sehingga ia segera dijadwalkan untuk operasi. Pada hari Selasa pagi 15 Februari 1921, pasien dipersiapkan dan masuk ke ruang operasi. Kane telah melakukan lebih dari 4.000 operasi usus buntu sehingga ia dengan mudah melakukan sayatan awal, dan menjepit pembuluh darah saat ia menemukan usus buntu. Ia kemudian dengan terampil mengangkatnya seperti yang telah ia lakukan berkali-kali sebelumnya. Selama proses tersebut, pasien hanya mengalami sedikit rasa sakit.
Dia pulih dengan cepat dan keluar dari rumah sakit dua hari kemudian. Dr. Kane telah membuktikan ucapannya. Itu adalah tonggak sejarah dalam sejarah medis yang menunjukkan bahwa seseorang dapat dioperasi dengan bius lokal saat masih terjaga. Ngomong-ngomong, saya harus memberi tahu Anda bahwa dokter bedah dan pasiennya adalah satu dan sama. Dr. Kane mengoperasi dirinya sendiri dan mengangkat usus buntunya sendiri!
Mungkin Anda pernah mendengar pepatah, ‘Dokter, sembuhkanlah dirimu sendiri! Yesus mengucapkan kata-kata ini dan Dia menyembuhkan diri-Nya sendiri! Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yohanes 10:17, 18). Yesus, Tabib terbesar dari semuanya, menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali. Dia melakukan ini karena kasih-Nya yang besar kepada kita, untuk memberikan kesembuhan kepada kita.
Maka berkatalah Ia kepada mereka: ”Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Lukas 4:23.
– Doug Batchelor –