Dalam perjalanannya ke Asia beberapa waktu lalu, Sekretaris negara Amerika Serikat Rex Tillerson, meningkatkan status kewaspadaan ancaman nuklir oleh Korea Utara karena menolak bertemu perwakilan negara untuk membahas solusi perdamaian. Alasannya adalah karena Korea utara dengan jelas dan terang-terangan berketetapan untuk melanjutkan programnya dan tidak tertarik untuk mengurangi kemampuan nuklirnya. Berdasarkan para ahli, Korea utara akan memiliki nuklir jarak jauh yang sanggup mencapai Amerika Serikat pada tahun 2026.
Amerika Serikat telah menjadi bagian diskusi perdamaian dengan Korea Utara selama beberapa tahun, tetapi perbincangan dan bahkan sangsi sepertinya tidak berguna, sebagaimana terbukti oleh uji coba misil yang terus berlanjut. Walaupun perang nuklir sepertinya belum menjadi ancaman dalam waktu dekat ini untuk Amerika Serikat, negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang yang lebih mengkhawatirkan. Jadi pertanyaan yang saat ini dipertanyakan di Asia dan Amerika Serikat adalah, seberapa dekat kita dengan perang nuklir dan kemungkinan pembinasaan?
Kita hidup dalam masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, ketidaktentuan, dan ketakutan. Yesus berkata kepada kita bahwa pada akhir zaman “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini,” (Lukas 21:26). Bagaimanapun juga, dalam konteks yang Yesus bicarakan, akhir dunia ini sebagaimana yang kita ketahui akan ditentukan bukan oleh negara kejam yang mencari kekuasaan dan keagungan, tetapi oleh kedatangan Kristus yang kedua yang akan membawa kerajaan kekal-Nya yang penuh kedamaian.
Dalam catatan alkitabiah mengenai akhir dunia ini, kita melihat empat malaikat menahan keempat mata angin sampai pekerjaan Tuhan selesai (Wahyu 7:1-3). Contoh yang menenangkan ini menolong kita memiliki pengharapan untuk masa depan. Ini juga mengingatkan kita bahwa kita perlu untuk bersiap akan apa yang Tuhan lakukan dan siap untuk bekerjasama dengan rencana-Nya dalam membagikan keselamatan kepada sesama. Adalah kerinduan-Nya bagi kita untuk terlibat dalam membagikan pesan damai dan pengharapan.
Ditengah waktu-waktu yang tidak pasti ini, firman Tuhan jelas bahwa ketika kita tetap percaya kepada-Nya, Dia akan mengisi hati kita dengan damai yang sempurna. (Yesaya 26:3)