Apa yang akan kita pelajari bukanlah suatu cerita fiksi. Namun sungguh-sungguh suatu topik yang nyata, yaitu suatu peperangan yang menyebabkan semua peperangan lainnya—peperangan pertama dan terbesar. Mari kita imajinasikan beberapa ribu tahun yang lalu ke pusat alam semesta-tahta Allah yang kekal. Kita akan menggunakan buku sejarah yang paling akurat, yaitu Alkitab, untuk menemukan kisah ini. Wahyu 12:7-9, ini adalah kisah Alkitab tentang para ibu dari semua pertempuran. “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” Alkitab menyatakan bahwa “Ibu Dari Segala Peperangan” dimulai di sorga. Mungkin kita mengernyitkan dahi kita dan berkata, “Bukankah sorga sebagai tempat yang damai dan bahagia.”
Kita akan mulai dengan pertanyaan-pertanyaan ini:
- Bagaimana Iblis dan malaikat-malaikatnya masuk surga? Apa yang mereka lakukan di tempat murni dan suci itu?
- Dari manakah Iblis berasal ?
- Apakah Allah menciptakan Iblis? Jika demikian, maka bukankah Allah dalam hal ini bertanggung jawab atas semua dosa dan penderitaan yang disebabkan oleh setan?
- Mengapa Tuhan tidak menghancurkan Iblis dan para malaikatnya?
- Mengapa Iblis datang ke dunia ini? Apakah Tuhan menciptakan bumi sebagai tempat sampah di mana Dia bisa membuang setan?
- Mengapa ada begitu banyak penderitaan di dunia kita ini?
- Jika Tuhan begitu baik, lalu mengapa dunia kita begitu buruk? Jika Allah adalah kasih, mengapa orang baik atau tidak bersalah menderita? Mengapa bayi kadang-kadang lahir cacat? Mengapa Allah membiarkan orang-orang jahat membunuh orang yang tidak bersalah? Mengapa Allah membiarkan orang yang kita cintai menderita penyakit berkepanjangan? Mengapa Dia membiarkan ribuan nyawa manusia untuk binasa dalam bencana? Atau kemalangan apapun.
Seperti kita melihat ke sekeliling dunia kita saat ini, kita melihat dunia yang kontras. Kita melihat sukacita, tetapi kita juga melihat kesedihan. Kesenangan, tapi ada juga rasa sakit. Banyak makanan tetapi juga kelaparan. Hidup tetapi juga kematian. Di seluruh dunia kita melihat perbedaan ini. Baik dan jahat. Dan alam tidak memberi penjelasan yang memadai bagi keberadaan yang baik dan jahat. Hanya ketika kita mengambil Alkitab kita dapat menemukan jawaban untuk eksistensi kejahatan di dunia kita. Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Allah adalah penulis kasih dan berkah. Di sisi lain, Setan adalah penulis kebencian dan penderitaan.
Tuhan ingin kita menjadi bahagia. Dia ingin memberkati rumah kita, pernikahan kita, memberkati keluarga kita, kesehatan kita. Dia ingin kita menjadi bahagia, dan Dia ingin kita akhirnya diselamatkan. Tapi di sisi lain, ada setan. Dia ingin menghancurkan kebahagiaan kita, menghancurkan pernikahan kita, menghancurkan kesehatan kita, dan dia ingin pada akhirnya menghancurkan kita dan dirinya sendiri dalam api neraka. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas semua hal buruk di dunia kita? Bukan Tuhan.
Alkitab menyatakan bahwa semua kejahatan di dunia adalah hasil dari tindakan iblis. Alkitab menyatakan kepada kita Allah adalah Kasih. Yeremia 31:3 menyatakan: “Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Tuhan yang penuh kasih menciptakan dunia yang sempurna. Tidak ada sakit, tidak ada penderitaan, tidak ada kematian, tidak ada kejahatan.
Jika demikian, darimanakah semua hal buruk berasal? Seorang musuh, penyusup datang ke dalam dunia yang sempurna. Dan penyusup itu tentu saja, adalah Iblis. Semua penderitaan, semua kejahatan secara langsung atau tidak langsung akibat dari dosa. Dan yang siapa yang membawa dosa ke dalam dunia? Iblis. Jadi siapa yang bisa disalahkan atas kejahatan di dunia kita? Iblis.
Beberapa orang mengatakan, “Allah marah padaku karena semua hal-hal buruk terjadi padaku.” Namun tidak ada hal-hal buruk tidak datang dari Allah. Hal-hal buruk datang dari musuh, setan. Setan yang bertanggung jawab untuk semua masalah, segala kejahatan, segala penderitaan di dunia kita saat ini, TIDAK Tuhan. Alkitab menggambarkan setan sebagai singa yang mengaum (1 Petrus 5:8). Ilustrasi: Jika Anda mendengar bahwa singa pemakan manusia yang sudah makan banyak orang berada di kota Anda, Anda akan lebih berhati-hati saat datang dan pergi. Ada singa pemakan manusia di luar sana, namanya setan. Dan untuk menghindari dimangsa atau dihancurkan oleh Iblis, kita perlu tahu siapa dia dan di mana dia berasal.
Darimana setan berasal, dan mengapa Tuhan mengijinkan dia untuk datang ke planet Bumi? Kita akan mulai dengan pertanyaan dari mana Iblis berasal. Dalam menjawab pertanyaan dari ketujuh puluh murid, dalam Lukas 10: 18 Yesus menjawab: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.” Dari mana setan datang? Dari Surga. Apa yang Iblis lakukan di surga? Alkitab menyatakan kepada kita sebuah kisah paling tragis, yaitu suatu kisah malaikat yang jatuh. “Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.” Yehezkiel 28:12-15. Dengan menggunakan simbolisme raja Tirus, Allah menggambarkan Lucifer. By the way, Lucifer dalam bahasa Latin berarti “pembawa terang.” Dan ketika Allah menciptakan Lusifer, pada awalnya sebagai pembawa terang Allah. Jadi, ketika Tuhan menciptakan Lucifer, Allah membuat dia bagaimana? Sempurna. Berdasarkan kenyataan itu, satu pertanyaan penting untuk ditanyakan. APAKAH ALLAH MENCIPTAKAN SETAN? TIDAK. Allah menciptakan seorang malaikat yang sempurna.
Namun Allah juga memberi Lucifer dan semua malaikat lain kehendak untuk memilih. Mereka semua bebas untuk memutuskan. Tuhan ingin para malaikat untuk mengasihi dan menaati-Nya dengan kehendak mereka sendiri. Jika tidak ada kemampuan untuk membuat pilihan, maka tidak ada kehendak bebas yang sejati. Tapi saat Tuhan memberikan malaikat kehendak bebas, Dia menjalankan resiko yang besar, bahwa seseorang, di suatu tempat mungkin menyalahgunakan kebebasan itu. Dan tentu saja, bahwa ciptaan Tuhan yang pertama kali membuat pilihan yang salah itu adalah Lucifer. Tetapi sekali lagi, saat Tuhan menciptakannya, Dia menciptakan Lusifer bagaimana? Sempurna. Itulah yang dikatakan Alkitab.
Mari kita ilustrasikan seperti ini. Di sebuah perkebunan kelapa yang indah. Dan kita dapat membuat banyak hal yang sehat dari kelapa seperti santan. Tapi pertanyaannya, apa yang beberapa orang lakukan dengan kelapa? Oh, mereka membuat minuman keras dari itu. Dan apa yang orang lakukan dengan minuman keras itu? Mereka meminumnya. Dan ketika mereka minum itu, sesuatu mulai menjadi salah di sini (dalam pikiran). Pria yang telah minum minuman keras tadi mungkin pulang dengan istri yang salah, atau jika dia pulang, dia mungkin memukul istrinya atau berbuat kekerasan kepada anak-anaknya. Siapa yang harus kita salahkan atas tindakan buruknya? Apakah Tuhan karena Dia yang membuat kelapa? TENTU SAJA TIDAK. Allah menjadikan kelapa sempurna. Sama halnya dengan proses pikiran buruk yang dimulai dalam pikiran Lucifer.
Mari kita membuat penekanan di sini: Tidak ada pengaruh eksternal/luar yang merusak Lucifer. Sering kali kita menemukan diri kita dikelilingi oleh pengaruh jahat. Ke mana pun kita pergi, kita melihat kejahatan. Tetapi tidak ada kejahatan di surga. Lucifer berada di hadapan Allah yang suci, dikelilingi oleh makhluk suci. Juga tidak ada cacat dalam yang merusak Lucifer. Jadi pertanyaan, “Apakah ada sebab lain, atau alasan untuk Lucifer memberontak terhadap Tuhan?” Tidak ada. Mengapa kemudian Lucifer memberontak? Apa yang menyebabkan pemberontakannya?
Alkitab memberi kita jawaban dalam Yehezkiel 28:17: “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.” Perkataan apa yang kita gunakan (ketika hati seseorang terisi karena kecantikan seseorang)? Kesombongan.
Berikut adalah langkah-langkah yang Lucifer ambil yang membuat jejak-Nya turun ke kehancuran. Kesombongan mengarah kepada keegoisan. Keegoisan menyebabkan kecemburuan. Kecemburuan menyebabkan iri hati. Iri hati menimbulkan kebencian. Kebencian mengarah kepada pemberontakan, yang pecah dalam revolusi yang tentu saja adalah perang. Perang pertama terjadi di surga seperti yang kita lihat. Apa akar penyebabnya ? Kebanggaan diri. Kebanggaan mungkin adalah akar dari banyak masalah kita juga.
Mari kita baca Yesaya 14:12-14: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” Di sini kita melihat kebanggaan Lucifer dan keegoisannya terungkap. Yesaya menggambarkan bahwa Lucifer memiliki masalah dengan “Aku”. Masalah dengan keegoisan dan diri. Apakah kita memiliki masalah yang sama? Ya. Kebanyakan dari kita mungkin berpikir tentang dan fokus pada diri kita sendiri dan bagaimana untuk menyenangkan diri kita sendiri. Ayat 13 mengatakan bahwa Lucifer ingin meninggikan tahtanya di atas takhta Allah, ia ingin mengambil tempat Allah dan duduk di tahta Allah. Lucifer memiliki tahta di sorga. Dia adalah malaikat terkemuka. Tapi ia tidak puas hanya menjadi seorang malaikat. Dia ingin menjadi Tuhan. Dan begitu Lucifer mulai menyebarkan di antara para malaikat lain perasaan ketidakpuasannya. Ingat, semua malaikat memiliki kehendak bebas. Jadi Lucifer menjadi perusak dari kebahagiaan, kedamaian dan ketenangan surga.
Lucifer mulai menceritakan kebohongan tentang Tuhan, kebohongan tentang karakter dan motif-Nya. Alkitab mengungkapkan 1/3 dari malaikat percaya akan kebohongan setan (Wahyu 12: 4). Akhirnya pemberontakan Iblis pecah menjadi perang terbuka. “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:7-9). Peperangan pertama di surga . Setan telah dicampakkan ke planet bumi. Dan siapa yang bersama-sama dengan dia? Semua malaikatnya yang kemudian kita sebut dengan setan-setan.
Tetapi mengapa Allah tidak membinasakan Iblis dan para malaikatnya seketika itu juga? Jika Tuhan segera menghancurkan setan dan para pengikutnya, alam semesta akan melayani-Nya karena takut. Gantinya menyingkirkan pemberontakan, pemberontakan akan menyebar. Jadi Tuhan harus membiarkan dosa untuk tumbuh dan untuk mengungkapkan buah pahit sehingga alam semesta bisa melihat efek dari pemberontakan Iblis.
Tuhan menciptakan bumi ini pada awalnya sempurna. Dan setan melihat bumi dibuat sebagai “hadiah” yang rentan (mudah disita). Hanya ada dua orang pada awalnya, Adam dan Hawa. Dan Iblis menyimpulkan, “Jika saya bisa menipu Adam dan Hawa, maka saya akan menguasai dunia baru sebagai milik saya.” Namun tidak diragukan lagi Allah memperingatkan Adam dan Hawa tentang hal ini (Wahyu 12:12).
Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, Dia memberi mereka hak yang sama seperti yang Ia berikan kepada para malaikat. Dan itu adalah kebebasan memilih. Allah ingin Adam dan Hawa untuk taat kepada-Nya karena mereka mengasihi Dia. Tidak akan ada cinta sejati tanpa kebebasan memilih.
Kejadian 2:16, 17 – “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Pohon pengetahuan baik dan jahat. Ada dua kontras: Baik dan jahat. Allah tidak ingin manusia harus mengalami kontras antara baik dan jahat. Kejahatan adalah pengetahuan yang mana Allah tidak ingin manusia untuk miliki. Allah tidak ingin manusia harus mengalami rasa sakit, kesedihan, penderitaan, penyakit dan kematian.
Pohon pengetahuan baik dan jahat seperti pintu dimana Iblis bisa mengakses dunia ini. Tuhan mengatakan pada Adam dan Hawa, “Jangan membuka pintu itu. Jika engkau makan dari pohon ini, engkau akan membuka pintu untuk rasa sakit, akan membuka pintu kesedihan, sakit, mati, ada pencuri di luar sana, jangan buka pintu itu!” Apakah itu sebuah pilihan yang sulit? Kisah sedih itu menyatakan Hawa berjalan dekat pohon terlarang itu di suatu hari. Dan setan ada di sana (Kejadian 3:1-5). Adam dan Hawa membuat kesalahan terbesar yang pernah dibuat ketika mereka makan dari pohon terlarang. Mereka tidak menaati Allah karena mereka tidak percaya dengan apa yang Tuhan firmankan.
Adam dan Hawa membuka “pintu” untuk Iblis, dan ia datang dan menyiarkan bibit kesedihan, penderitaan, dan kematian. Hari itu Adam dan Hawa mengalami rasa bersalah. Mereka mengirim diri mereka sendiri keluar dari taman Eden, rumah mereka sehingga mereka tidak bisa makan dari pohon kehidupan. Dan segera setelah mereka tidak taat pada Tuhan, mereka (dan semua manusai) mengalami rasa bersalah, kesedihan, penderitaan, dan akhirnya kematian. Iblis sekarang mengklaim dunia sebagai miliknya (dan kita adalah bagian dari dunia ini).
Siapa yang akan datang dan menyelamatkan manusia dari setan? Siapa yang akan membeli kembali dunia ini dari kontrol tirani? Kata malaikat Tuhan kepada Yusuf: “Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Alkitab mengatakan kepada kita dalam Yohanes 3:16, “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yesus membuka jalan melarikan diri dari setan, dari dunia ini, dari kesedihan dan penderitaan melalui kematian-Nya di kayu salib!
Jadi mari kita kembali ke pertanyaan kita di awal tadi: Siapa yang bertanggung jawab untuk semua rasa sakit, dan penderitaan dan kesedihan di dunia kita? Setan. Dialah yang memperkenalkan kejahatan kepada dunia pada awalnya. Dia disebut Si Ular Tua dalam Alkitab.
“Suatu hari Tuhan akan menghukum setan! Alkitab memberitahu kita bahwa api neraka dipersiapkan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya.”
(Kita akan berbicara tentang kisah penebusan Yesus dan kebakaran neraka dalam pembahasan-pembahasan mendatang). Amin.