BAGAIMANA MELAWAN SETAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Karena itu tunduklah kepada Tuhan, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Yak. 4:7

Tugas kita adalah “melawan Iblis,” jangan menerima keraguraguannya; dan bilamana kita melakukan seperti ini, janji adalah “ia akan lari dari pada” kita.

Tetapi pertanyaan yang sering ditanyakan ialah, Bagaimana caranya saya melawan Setan? Hanya ada satu cara kita bisa melakukan ini, yaitu dengan iman, menerima Kristus sebagai penolong kita dan memohon kekuatan-Nya. Bilamana Setan membisikkan kebimbangan ke dalam jiwamu, bilamana ia mengatakan kepadamu bahwa Anda sangat tidak layak, sangat berdosa, untuk menyadari berkat-berkat Tuhan, nyatakanlah Kristus kepadanya sebagai Pembelamu dan sebagai Juruselamatmu.

Katakan kepadanya bahwa Anda tahu Anda adalah seorang berdosa, tetapi Yesus telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Ia datang “bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mark. 2:17). Ulangilah janji-janji-Nya: “Barangsiapa yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh. 6:37). . . . Biarlah “mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” (Yes. 27:5). “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat. 21:22). Jujurlah mempercayai janji-janji Tuhan ini.

Bilamana Setan datang kepadamu, dan mengatakan kepadamu bahwa oleh karena Anda tidak bahagia, bingung, susah dan Anda bukan anak Tuhan, janganlah menjadi tawar hati sesaat pun, tetapi persiapkanlah pikiranmu. Biarlah hatimu percaya kepada Tuhan. Ia telah berjanji bahwa jika Anda datang kepada-Nya, Anda akan memperoleh kelegaan bagi jiwamu; dan jikalau Anda sudah melakukan ini, percayalah bahwa Ia akan menepati perkataan-Nya kepadamu. . . .

Banyak orang yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun dalam kegelapan dan keragu-raguan sebab mereka tidak merasa seperti yang mereka inginkan. Tetapi perasaan tidak ada hubungannya dengan iman. Iman yang bekerja oleh kasih dan menyucikan jiwa bukanlah masalah dorongan perasaan hati. Iman adalah keyakinan kepada janji-janji Tuhan, percaya sepenuhnya bahwa apa yang telah dikatakan-Nya, Ia sanggup melakukannya. Jiwa kita bisa dilatih untuk percaya, diajar untuk bergantung kepada firman Tuhan. Firman itu menyatakan bahwa “orang benar akan hidup oleh iman” (Rom. 1:17), bukan oleh perasaan.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 244


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *