“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” Yeremia 21:33.
Saya pernah menulis buku tentang kasih karunia (muncul dengan judul “Glimpses of Grace”). Ketika saya menyebutkan rencana itu kepada seorang kolega, dia menjawab, “Bill, kita tidak perlu buku lain tentang kasih karunia. Anda harus menulis buku tentang penurutan!”
Sekarang, penurutan itu penting. Melalui alkitab Allah memanggil kita untuk itu. Tetapi penurutan seperti apa? Itu pertanyaannya.
Satu-satunya penurutan yang diperhitungkan adalah penurutan berdasakan kasih karunia. Ketika hati kita dimenangkan kepada Allah oleh Kasih-Nya, ketika kita melihat sekilas kemuliaan Firman yang menjadi manusia dan mendirikan kemah-Nya di antara kita, menunjukkan kepada kita seperti apa Allah itu, dan kemudian dengan sukarela pergi ke Kalvari menggantikan kita—ketika kita jatuh di kaki-Nya dan seperti Thomas berseru, “Ya, Tuhanku dan Allahku” (Yohanes 20:28), maka kita ingin melayani dan menaati-Nya.
Penurutan berdasarkan kasih karunia itu berarti bahwa Allah menulis hukum-Nya di hati dan pikiran kita. Tidak lagi bekerja sebagai orang upahan mencari upah, kita hidup sebagai putra dan putri dalam rumah tangga, bagian dari keluarga ilahi. Menempatkan kepedulian kita pada Yesus, kita mengambil kuk-Nya ke atas kita dan menemukan bahwa kuk-Nya itu mudah, beban-Nya ringan (Mat 11:30).
Sebuah puisi kuno yang dikaitkan dengan Rasul Yohanes dari Salib menangkap inti dari penurutan berdasarkan kasih karunia, yaitu hati yang telah jatuh cinta kepada Yesus dan menginginkan yang tidak lebih dari Dia.
“Aku tidak tergerak, ya Tuhan, untuk mencintai-Mu
Sebab surga yang Engkau telah janjikan kepadaku.
Tidak juga neraka, yang begitu ditakuti, yang menggerakkan saya
untuk mencegah saya menentang Engkau …
Adalah Kasih-Mu yang menggerakkan saya, dan dalam cara sedemikian rupa
sehingga meskipun tidak ada surga
Aku akan mencintaimu;
Dan meskipun tidak ada neraka,
Aku akan takut padamu.”