Pada bulan Oktober 1950, diktator Soviet Joseph Stalin memimpin penganiayaan terhadap penduduk kota Rusia, Leningrad. Pemerintah kota itu dibubarkan, dan sekitar 2.000 orang diasingkan atau dipenjara. Perlakuan seorang pemimpin terhadap rakyatnya sendiri ini sangat brutal, demi untuk mengkonsolidasikan (memperkuat) posisi politiknya.
Alasan pengkhianatan Stalin terhadap Leningrad sangat beragam dan kompleks, hal ini sudah terjadi sejak pengepungan Nazi terhadap Leningrad selama Perang Dunia II dan bahkan sebelumnya. Tetapi terlepas dari apa motivasinya, intinya adalah bahwa Stalin melakukan itu kepada bangsanya sendiri untuk keuntungan pribadi dan politiknya, tanpa perasaan.
Pengkhianatan terkadang membingungkan, dan hal ini selalu menyulitkan bagi orang yang dikhianati. Pengkhianatan melibatkan penyalahgunaan kepercayaan. Jika seseorang tahu dia akan dikhianati, dia biasanya tidak akan melanjutkan hubungan dengan calon pengkhianat.
Tetapi Yesus Kristus bukan orang biasa. Sebagai Anak Allah, Ia selalu berhubungan dengan Roh Kudus dan sering mengetahui masa depan sebelum hal itu terjadi. Untuk memenuhi nubuatan tentang diri-Nya dan untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang-orang berdosa, Kristus memilih Yudas Iskariot untuk menjadi salah satu dari 12 murid-Nya. Terlepas dari pengetahuan-Nya bahwa pergaulan-Nya dengan Yudas akan menghasilkan kematian, Dia mengizinkan Yudas untuk mempelajari prinsip-prinsip surga dan keselamatan dan memperlakukan Dia dengan kasih dan kebaikan selama beberapa tahun.
Seperti Yudas, kita semua memiliki pilihan untuk menerima Kristus atau menolak Dia, dan Kristus bersedia tinggal bersama kita dan mengajar kita walaupun Dia tahu sebelumnya bahwa kita akan menolak Dia dan mengkhianati kasih-Nya bagi kita. Hari ini, mari kita meminta Yesus untuk datang ke dalam kehidupan kita dan mencegah Setan untuk menyesatkan kita.
Yohanes 13:27
Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.”
Doug Batchelor