September 1862, Jenderal Konfederasi Robert E. Lee melakukan upaya terbesarnya untuk membawa Perang Saudara ke Utara. Ini memuncak dengan Pertempuran Antietam, yang menjadi pertempuran paling berdarah dan mungkin paling menentukan dalam Perang Antar Negara Bagian di AS.
Pada pagi hari tanggal 17 September, seorang komandan Tentara Persatuan (Union) bernama Kolonel Hayes memerintahkan anak buahnya ke garis tembak sebelum matahari terbit tanpa sarapan. Sangat penting untuk mencegah kemajuan tentara Konfederasi untuk menyeberang ke bagian Utara. Menjelang sore, para prajurit kelelahan dan kelaparan. Seorang sersan mess (bagian dapur) berusia 19 tahun, yang dikenal sebagai Billy, merasa kasihan pada orang-orang yang lapar dan mengisi gerobak dengan seember kopi dan makanan. Dia kemudian membawa gerobak di bawah desingan tembakan untuk menjangkau rekan rekannya.
Para prajurit yang kelaparan, terkejut dan bersyukur atas makanan itu, mereka bersorak untuk Billy. Mereka melahap makanan dan kemudian kembali ke medan perang dengan kekuatan baru. Ketika Kolonel Hayes mengetahui apa yang telah dilakukan Billy untuk anak buahnya, dia merekomendasikan Billy untuk dipromosikan ke pangkat letnan dua. Kolonel yang mempromosikan Billy adalah Rutherford B. Hayes, yang menjadi presiden Amerika Serikat kesembilan belas … dan Billy, sersan mess, adalah William McKinley, yang menjadi presiden kedua puluh lima AS.
Belakangan, Hayes berkomentar bahwa “McKinley adalah seorang pria dengan kapasitas yang langka, terutama untuk anak laki-laki seusianya… malam tidak pernah terlalu gelap; cuaca tidak pernah terlalu dingin; tidak ada hujan es, atau badai, atau hujan salju, atau hujan yang menghalangi kinerjanya yang cepat dan efisien dalam setiap tugas.”
Meskipun tugas di depan kita hari ini mungkin tidak tampak hebat, jika kita melaksanakannya dengan setia, akan segera menjadi jelas bagi orang-orang di sekitar kita bahwa kita dapat dipercaya dengan hal-hal yang lebih besar. Dan bahkan jika kita tidak pernah diberi pengakuan dunia atas usaha kita, Paulus mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan, kita harus “melakukannya dengan sepenuh hati, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23). Jika kita melakukan itu, kita dapat yakin bahwa kita akan mendengar Komandan kita berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Lukas 16:10
-Doug Batchelor-