Sifat pemaaf adalah salah satu atribut Tuhan. “Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu” (Mazmur 86:5). Tuhan ingin mengampuni dan menyucikan kita dari dosa (1 Yohanes 1:9). Para pengikutnya juga harus memaafkan.
Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Petrus pasti berpikir itu sudah cukup bermurah hati, tetapi Yesus menjawab, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Matius 18:21).
Dia kemudian memberi tahu Petrus perumpamaan tentang seorang hamba yang tuannya mengampuni hutangnya yang sangat besar. Tetapi gantinya memberikan pengampunan yang sama kepada orang lain, pria itu malah menjebloskan orang yang berhutang sedikit padanya, ke penjara. “Raja itu.. berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (Matius 18:32, 33). Pengampunan bukan bersifat saran; itu adalah suatu persyaratan. Yesus mengajarkan tentang pengampunan dalam beberapa kesempatan. Setelah memberikan contoh doa, yang menyebutkan tentang mengampuni orang yang bersalah kepada kita, Dia menambahkan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14, 15). Sangat jelas, bukan?
Namun, ini tidak berarti Anda harus terus menerus tunduk pada perilaku yang kasar. Memaafkan seseorang itu wajib namun Anda tidak harus bergaul dengannya.
Demikian pula sebaliknya, mungkin ada kalanya orang tidak mau menerima pengampunan Anda atau bersedia memaafkan Anda. Kita harus selalu berusaha untuk berdamai. Tetapi jika Anda telah berusaha melakukan semua yang Anda bisa, memberi tahu mereka bahwa Anda menyesal, dan mereka masih belum menerimanya, pada titik tertentu Anda harus move on. Bukan beban Anda untuk terus menyalahkan diri; pintu selalu terbuka bagi mereka.
Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Markus 11:25
-Doug Batchelor-