Ikan pari, yang kadang-kadang disebut “pancake shark/hiu panekuk,” adalah ikan unik yang tampak seperti sayap rata yang terbang (di air) dan dapat ditemukan di perairan pantai bersuhu sedang di seluruh dunia. Sungguh mempesona melihat ikan pari berenang, saat mereka menggerak-gerakkan tubuh mereka seperti ombak atau dengan lembut mengepakkan sisi mereka seperti sayap. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan bersembunyi dibawah pasir, hanya mata mereka yang mengintip keluar. Ada lebih dari 65 jenis ikan pari. Warna mereka biasanya meniru warna dasar laut, menyamarkan mereka dari kerabat mereka yang senantiasa lapar, yakni ikan hiu. Tergantung pada habitatnya, ikan pari dapat hidup hingga 25 tahun.
Seperti hiu, ikan pari memiliki sensor listrik yang disebut ampullae yang terletak di sekitar mulutnya. Organ-organ perseptif ini mendeteksi impuls listrik dari mangsa potensial mereka, termasuk makhluk laut yang kecil. Ikan pari terbesar adalah jenis air tawar langka yang ditemukan di Sungai Mekong yang dapat tumbuh hingga lebih dari 20 kaki panjangnya dan beratnya lebih dari 1.000 pon. Ukuran ini hanya dilampaui oleh jenis ikan pari laut dalam, yakni ikan pari manta. Salah satu raksasa lembut ini ditemukan berukuran 25 kaki dan beratnya sekitar dua ton.
Ikan pari, biasanya makhluk yang lembut, diberi nama stingray karena ‘duri’ atau sengatnya yang mengancam, yang terletak di dekat pangkal ekor yang tampak seperti cambuk. Panjang ‘duri’ ini bisa mencapai 15 inci, tetapi sebagian besar sekitar setengahnya. Dengan ujung yang setajam tombak dan bergerigi, duri ini dapat dengan mudah menembus kulit bahkan menembus tulang. Ikan pari yang lebih besar, ketika ketakutan, mendorong duri mereka melalui lambung perahu kayu. Duri diselubungi racun yang disuntikkan ke lawannya, yang bisa mematikan bagi manusia. Pada tahun 2006, Steve Irwin, “Pemburu Buaya” yang menghabiskan hidupnya melindungi hewan, meninggal dalam satu kejadian yang aneh setelah jantungnya ditusuk oleh ikan pari yang ketakutan.
Tahukah Anda bahwa Alkitab menceritakan tentang satu orang yang lambungnya tertusuk? Dikatakan bahwa setelah Yesus mati di kayu salib, “salah satu prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak” (Yohanes 19:34). Darah dan air mengalir dari wilayah hati-Nya. Sebelum kematian-Nya, hati-Nya bahkan telah dilukai oleh pelanggaran kita. Yesaya 53 mengatakan bahwa Yesus “dilukai karena pelanggaran kita … dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh” (ayat 5). Itulah sebabnya Dia datang ke Bumi—untuk meniadakan sengat dan menyembuhkan kita.
Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Yohanes 19:34.
-Doug Batchelor-