Oleh Peter N. Landless, Zeno L. Charles-Marcel
Saya seorang wanita sehat berusia 55 tahun, dan saya berolahraga secara teratur. Terkadang saya sadar bahwa jantung saya berdebar kencang. Haruskah saya khawatir tentang masalah irama jantung?
Olahraga secara teratur sangat erat hubungannya dengan umur panjang, kesehatan serta kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual yang lebih baik. Ini membantu mencegah penyakit jantung. Namun, jika gejala Anda baru, silakan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Secara umum, kita tidak menyadari detak jantung kita sendiri. Jantung, yang dibuat dengan sangat luar biasa, terus berdetak dengan setia sepanjang hidup kita. Ini mungkin salah satu alasan mengapa kita menganggap kesehatan jantung harus dijaga dengan baik—jantung adalah hamba yang tidak mengeluh. Ada saatnya kita menyadari detak jantung kita. “Palpitasi” adalah istilah yang digunakan untuk saat itu terjadi.
Seseorang mungkin mengalami jantung berdebar selama latihan yang berat, dan untuk waktu yang singkat setelahnya selama pemulihan. Di lain waktu ketika mungkin mengalami jantung yang berdetak kencang di dada bisa terjadi pada saat-saat kemarahan, tiba-tiba ketakutan, kecemasan, dan ketegangan. Pelepasan hormon seperti epinefrin/norepinefrin (adrenalin/ noradrenalin) dan kortisol meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Meskipun kita berharap ini bukan keadaan “normal” bagi pembaca kita (stres, tegang, atau marah), orang dapat menganggap kesadaran detak jantung seseorang pada saat-saat seperti dalam batas normal. Namun, stres dan kecemasan yang berkepanjangan dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi. Penting untuk mengenali penyebab atau pemicu stres dan kecemasan serta menanganinya dengan tepat, yang mungkin termasuk mencari bantuan profesional dan konseling jika diperlukan. Seseorang mungkin juga menyadari detak jantungnya ketika beristirahat atau berbaring dalam kondisi santai; ini mungkin berhubungan dengan kadang-kadang dapat “mendengar” detak jantung secara teratur, atau merasakan denyut nadi dengan kompresi ringan satu anggota tubuh oleh anggota tubuh yang lain ketika berbaring.
Informasi lebih lanjut sangat membantu dalam mengevaluasi palpitasi. Selama peristiwa itu, apakah kecepatan detak jantung cepat atau lambat? Apakah ini teratur atau tidak teratur? Apakah itu sementara atau berkelanjutan? Karakteristik ini membantu seseorang mengevaluasi gangguan irama potensial (aritmia) dari berbagai jenis. Adakah yang berhubungan dengan nyeri dada atau sesak napas? Gejala-gejala tambahan yang mengkhawatirkan adalah terjadinya pusing, sakit kepala ringan, berkeringat atau merasa basah, dan/atau pingsan selama palpitasi. Aritmia dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba atau pingsan, yang bisa sangat berbahaya, terutama jika ini terjadi saat mengendarai kendaraan atau mandi.
Palpitasi terisolasi dan nonsimptomatik pada saat olahraga atau sering terjadi saat keadaan stres. Aritmia jantung dapat disebabkan oleh kelainan konduksi listrik herediter jantung, kelainan jantung bawaan, kelainan katup jantung, penyakit arteri koroner, hipertensi, obat-obatan, alkohol, dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (tirotoksikosis). Aritmia dapat menyebabkan kematian mendadak. Ini adalah alasan kuat bagi Anda untuk mengunjungi dokter untuk memastikan jantung berdebar dengan baik. Pola hidup sehat dapat membantu mencegah kondisi jantung yang menyebabkan aritmia. Buat pilihan polah hidup sehat, dan “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4: 6).