Amazingfacts.id: Pada bulan April 2003, Aron Ralston mengalami kecelakaan serius saat mendaki sendirian di Taman Nasional Canyonlands di Utah. Lengan kanannya terjepit oleh batu seberat 800 pon yang terlepas. Setelah terjebak selama enam hari, dia melakukan amputasi sebagian lengannya dengan alat serbaguna untuk menyelamatkan diri.
Dia kemudian memanjat keluar dari ngarai, menuruni dinding setinggi 65 kaki, dan memulai pendakian sejauh delapan mil menuju tempat yang aman sebelum ditemukan. Kisah Ralston memang luar biasa, mereka bahkan membuat film Hollywood tentangnya-tetapi masih banyak kisah-kisah mengagumkan lainnya tentang manusia yang bertahan hidup melawan segala rintangan. Kisah-kisah ini menunjukkan dorongan luar biasa yang dimiliki manusia untuk bertahan hidup.
Iblis tahu tentang dorongan ini. Dalam kitab Ayub pasal kedua, ia menantang Tuhan untuk menguji hamba-Nya, dengan menyatakan bahwa “orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.” (Ayub 2:4). Setan yakin bahwa Ayub akan mengutuk Allah jika nyawa dan kesehatannya terancam. Untuk menunjukkan kesetiaan Ayub, Allah mengizinkan ujian ini, dengan hanya meminta Iblis untuk “mengampuni nyawanya” (Ayub 2:6).
Kontroversi surgawi ini menunjukkan kepada kita banyak hal tentang apa yang terjadi di alam rohani yang tidak dapat kita lihat. Hal ini menunjukkan, salah satunya, bahwa hal-hal buruk yang terjadi di bumi tidak disebabkan oleh Allah tetapi diizinkan oleh-Nya. Meskipun hal ini sulit untuk dipahami di tengah-tengah bencana, kita harus ingat bahwa Allah tidak pernah mengizinkan sesuatu terjadi pada Ayub yang berada di luar kemampuan Ayub untuk mengatasinya. Cobaan yang dialami Ayub juga tidak semena-mena. Sebuah tujuan surgawi telah terlaksana, dan banyak orang yang telah mendapat manfaat dari kisah tertulis tentang cobaan Ayub sejak saat itu.
Ketika musibah menimpa kita, kita harus berserah pada kehendak Tuhan. Dia memegang kendali atas segala keadaan, jadi kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi cobaan. Pergumulan kita akan menguatkan iman kita, dan iman orang lain juga.
– Doug Batchelor –