ALLAH MENGIZINKAN UJIAN DAN KESUSAHAN UNTUK MENYUCIKAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Menahan Ujian

Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. Maleakhi 3:2, 3.

Jalan pemurnian dan penyucian sedang berlangsung di tengah-tengah umat Allah, dan Tuhan turut campur tangan dalam pekerjaan ini. Jalannya penyucian ini sangat menguji jiwa, tetapi hal itu penting agar noda-noda itu terbuang. Ujian-ujian perlu supaya kita dibawa dekat kepada Bapa kita yang di sorga, taat pada kehendakNya, agar kita dapat mernpersembahkan persembahan kebenaran kepada Tuhan kita. . . . Tuhan membawa anak-anakNya berkali-kali pada pengalaman yang sama, menambah kesukaran hingga kerendahan hati yang sempurna memenuhi pikiran, dan tabiat diubahkan; kemudian mereka menang melawan diri, dan selaras dengan Kristus dan Roh sorga. Penyucian umat Allah tak dapat terlaksana tanpa penderitaan. . . . la membiarkan kita lewat dari satu api pencobaan ke api pencobaan yang lain menguji nilai diri kita yang sebenarnya. Kasih karunia sejati perlu diuji. Jikalau kita tidak mau diselidiki oleh Tuhan, maka kita dalam bahaya. . . .

Di dalam kemurahan Tuhan menyatakan kepada manusia, kekurangan mereka yang tersembunyi. la mau agar mereka memeriksa dengan kritis emosi yang sukar dan motif hati mereka sendiri, serta memeriksa mana yang salah, dan mengubah tingkah Iaku mereka serta menyucikan tabiat mereka. Allah mau hamba-hambaNya mengenal hati mereka sendiri. Untuk membawa mereka pada satu pengetahuan yang benar tentang keadaan mereka, la mengizinkan api penderitaan menyerang mereka, supaya mereka dapat disucikan. Ujian-ujian kehidupan adalah perkakas Allah untuk menanggalkan kenajisan, cacat, dan kekasaran dari tabiat kita, dan melayakkan mereka masuk masyarakat yang suci, yakni malaikat-malaikat sorga di dalam kemuliaan. . . . Api tidak akan menghanguskan kita, tetapi hanyalah membuangkan karatnya, dan kita akan keluar tujuh kali disucikan dan membawa cap Ilahi.

Hidupku Kini, hal. 94


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *