Hasil Karya Tuhan
Meskipun telah dirusak oleh dosa, alam masih memuat bukti yang indah mengenai kasih dan kuasa sang Pencipta Ilahi. Setelah bertahan dalam kutukan berat akibat dosa selama hampir 6.000 tahun, keindahan menakjubkan dari hasil karya Tuhan masih tetap membuat manusia terkagum dan terpikat. Ketika kita bersyukur kepada Tuhan untuk berkat yang diberikanNya, kita tidak boleh lupa untuk menyebutkan keajaiban alam yang tidak terkira yang menambahkan begitu banyak makna dalam setiap momen dalam kehidupan.
Apa jadinya planet ini tanpa daun-daunan dan karpet rumput hidup berwarna hijau yang menenangkan? Tuhan tidak perlu mendandani tanah yang jelek dan polos dengan penutup seperti itu. Secara fungsional, warna-warna yang cerah tidak diperlukan. Umat manusia dapat bertahan hidup di planet yang suram dengan tanah kelabu dan tumbuhan yang tak berwarna. Namun mereka tidak akan hidup dengan bahagia. Sang Pencipta Sendiri bukan sekedar pencinta keindahan; Ia begitu mengasihi makhluk ciptaanNya sehingga Ia ingin mereka hidup dengan bahagia. Itulah mengapa Ia menghiasi bumi dengan ratusan ribu jenis bunga beraneka warna dan daun-daunan. Dan tersembunyi di balik setiap kuntum bunga yang kecil, Tuhan menyimpan rahasia yang dapat menantang para ilmuwan jenius di bumi.
Namun anehnya, ada banyak orang yang bergumul dengan misteri-misteri ini tidak mampu mengenali Kekuatan Kreatif yang menghasilkan semuanya itu. Meskipun banyak naturalis mengagumi ciptaan, namun hanya sedikit yang mengenali dan memuliakan Penciptanya. Mereka menghirup campuran hebat dari nitrogen dan oksigen yang memungkinkan mereka untuk hidup. Para penganut paham evolusi ini menolak untuk mengakui bahwa kombinasi tepat dari 79% nitrogen dan 21% oksigen telah ditetapkan dan bukanlah suatu kebetulan. Mereka melihat melalui mata yang diciptakan sedemikian rupa hingga tidak ada satu ahli jenius pun yang dapat memahaminya sepenuhnya ataupun meniru caranya bekerja, orang yang tak percaya ini menolak keajaiban yang memungkinkan mereka untuk melihat. Melalui telinga, yang terhubung ke otak dengan begitu rumit dibandingkan komputer terbaik di bumi, para peragu ini mendengarkan ajaran tentang humanisme dan evolusi.
Siapakah orang-orang ini yang mencemooh jejak kekuatan kreatif Tuhan? Mereka hanyalah sekeping kecil manusia yang terbatas, yang kehidupannya, nafas demi nafas, bergantung pada cara kerja hukum yang tidak dapat mereka kendalikan. Mereka menolak asal mula mereka yang ilahi untuk sesuatu yang tidak ada bukti empirisnya; banyak ilmuwan menganggap bahwa kualitas ajaib itu berasal dari benda itu sendiri. Mereka membangun keyakinan teoritis sendiri dan menaruh kepercayaan absolut pada teori itu hingga pada titik keyakinan bahwa “alam” yang tidak cerdas secara kebetulan menciptakan kehidupan dari benda mati.
Apakah Peluang Itu Persis Tepat dan Bisa Diprediksi?
Iman seperti apa yang diperlukan untuk mempercayai bahwa semua proses alam yang teratur ini terjadi secara kebetulan? Hampir semua tumbuhan dan hewan menunjukkan adaptasi luar biasa yang hanya bisa dijelaskan sebagai keajaiban. Jika fungsi-fungsi yang sangat rumit ini tidak memiliki Pencipta atau Perancang yang cerdas, maka kuasa berpikir kita dipicu dalam kebingungan oleh jutaaan “kebetulan” yang bekerja dengan ketepatan yang tidak terbatas untuk menciptakan keindahan sempurna, fungsi dan reproduksi di bumi.
Mugkinkah mereka memang hanya hasil dari kecelakaan atau kebetulan? Setiap hukum sains yang subyeknya tidak diarahkan, dan bersifat acak semuanya cenderung pergi ke arah yang kacau gantinya teratur. Tentunya bukti yang paling tidak terbantahkan sehubungan dengan penciptaan adalah lewat sifatnya sendiri. Alkitab menyebutkan bahwa hewan dan bumi harus ditanya sendiri tentang asal usul mereka. Dalam Ayub 12:7-9, kita membaca: “Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan. Atau bertuturlah kepada bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu. Siapa yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu;” Ayub berkata, jika seseorang ingin tahu bagaimana cara Tuhan mengerjakan pekerjaan penciptaan, tanyakan kepada makhluk hidup, tanyakan bumi, maka bumi pun akan menjelaskan bagaimana agungNya Tuhan yang menciptakan semuanya itu.
Jadi itulah yang akan kita lakukan sekarang. Apa yang dikatakan bumi kepada kita mengenai kuasa agung Tuhan? Apakah Anda mengetahui bahwa ada keajaiban di setiap jengkal bumi ini? Mulai dari gunung-gunung yang menjulang tinggi hingga samudera yang luas dan lewat jagad raya yang tak terbatas yang diciptakan Tuhan ini ada denyut kehidupan. Mulai dari hal yang sangat kecil hingga sangat besar, kita dapat menemukan jejak sang Pencipta agung yang menjadikan segala sesuatu.
Ketika saya melihat jagad raya dan melihat fakta-fakta menakjubkan bahwa segala sesuatu berada dalam keseimbangan sempurna, bahwa kehidupan di dunia ini menyesuaikan diri secara sempurna pada kondisi yang kita dapati di sini, saya pun mengetahui bahwa ada kekuatan cerdas yang hebat di belakangnya, yang membuatnya bekerja dengan begitu akurat. Catatan penciptaan dalam buku Kejadian di Alkitab telah diteguhkan oleh penemuan-penemuan ilmiah. Tulisan dari Musa ini didapati akurat secara ilmu pengetahuan maupun secara historis. Dalam buku kecil ini, kita khususnya akan mengamati air dan tanah. Dengan mempelajari misteri daratan dan lautan, kita akan melihat betapa hebatnya mereka mendukung cerita alkitabiah tentang Penciptaan.
Bagaimana Musa mengetahuinya?
Mari kita buka kitab Kejadian dan membaca ceritanya sebagaimana yang disampaikan Tuhan kepada Musa. Kejadian 1:6-8 mengatakan, “Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.”
Pada awalnya, dulu sekali, air yang kini menutupi bumi sebenarnya berada tepat di atas permukaan kita saat ini. Lewat ayat ini kita tahu bahwa ada kumpulan air yang luas di langit yang ditahan oleh atmosfer. Kita akan mencari tahu apa tujuannya sebentar lagi, tapi dulu air itu ada di bumi. Tuhan memisahkannya dan mengangkat sebagian dari air itu ke langit sementara sebagian lagi tetap di bumi.
Sekarang mari kita lihat ayat 9 dan 10. “Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Bagaimana Musa dapat mengetahui bahwa akan ada beberapa samudra atau laut? Secara manusia tidak mungkin ia tahu bahwa ada lebih dari satu kumpulan air di seluruh dunia. Ia tidak pernah mengembara untuk melihat ada berapa samudra di dunia ini, akan tetapi Tuhan mengilhami kebenaran ini dalam benak Musa. Oleh karena itu ia berkata bahwa ada beberapa laut atau samudra.
Berikut pertanyaan lain yang baik untuk ditanyakan. Bagaimana Musa tahu bahwa seluruh kumpulan air yang berbeda ini terhubung dan sebenarnya merupakan satu? Bukankah itu yang ia maksudkan ketika ia menulis “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.”
Dalam ayat berikutnya, Musa berkata bahwa ada beberapa laut. Ini adalah fakta sains dan geografis bahwa seluruh samudra di dunia adalah satu, dan semuanya terhubung dalam satu tempat. Musa sendiri tidak mungkin mengetahuinya. Ia tidak mengatakan ini untuk daratan kering. Tidak, daratan itu terbagi menjadi beberapa benua. Sebagian lain ada di sini dan daratan luas lainnya terpencar di lokasi lain. Akan tetapi sehubungan dengan air, ia mengatakan bahwa itu semua terkumpul pada satu tempat, namun akan terbagi menjadi beberapa lautan. Saya rasa sangat luar biasa bahwa Alkitab begitu akurat secara ilmu pengetahuan dalam mengungkapkan hal-hal ini.
Mengairi Bumi—Mukjizat Tuhan
Sekarang mari kita lihat bagaimana kecerdasan dan desain dituangkan untuk perbandingan daratan dan perairan. Seperempat dari permukaan bumi adalah daratan kering, dan tiga perempat bumi ditutupi oleh air. Di Amerika Serikat saja, kita memiliki 3,75 juta mil persegi daratan kering, dan semuanya itu harus diairi dan dirawat. Faktanya, jika tanah itu tidak diairi, maka tidak akan ada tumbuhan dan tidak ada rumput juga pohon yang tumbuh.
Bayangkan sejenak jika perbandingan antara daratan dan perairan diubah dari yang sekarang. Proporsi air dan daratan menentukan curah hujan di bumi. Seandainya lautan hanya setengah dari ukurannya sekarang. Itu berarti curah hujan kita hanya seperempat dari yang sekarang kita terima. Apa artinya bagi 3,75 juta mil persegi daratan yang dimiliki Amerika Serikat? Daratan itu akan berubah menjadi padang pasir yang luas dan kering! Dan sebaliknya, jika setengah dari proporsi daratan sekarang berubah menjadi lautan, maka akan ada 4 kali lipat curah hujan dari saat ini, dan seluruh Amerika Serikat akan berubah menjadi tanah rawa luas dimana manusia hampir tidak dapat bertahan hidup.
Sekarang mari kita berandai-andai bahwa manusia harus mengairi seluruh 3,75 juta mil persegi daratan. Bagaimana kita dapat menyebarkan air untuk mengirigasi tanah secara efektif? Alangkah beratnya tugas itu! “Ada banyak air di lautan,” kata seseorang menurut observasinya,”kita dapat menggunakan air laut itu untuk mengairi tanah yang kering.” Meskipun hal itu tampaknya masuk akal, ada tiga masalah yang muncul. Pertama, transportasi. Kita harus membawa air keluar dari laut dan menyebarkannya secara merata ke seluruh daratan. Masalah kedua, garam yang dikandung air laut akan membunuh semuah tumbuhan hijau. Masalah ketiga adalah berat. Air memiliki berat 800 kali atmosfer, ini memberikan tantangan bagaimana cara mengangkut dan menyebarkannya.
Tuhan Menyelesaikan Masalah Berat
Bagaimana cara Tuhan menyelesaikan masalah berat? Pertama, Ia menggunakan panas. Kita tahu bahwa panas akan memuaikan benda sementara dingin akan menyusutkannya, dan air adalah material yang paling mudah memuai. Faktanya, ketika berubah menjadi uap, air menjadi 1.600 hingga 1.700 kali ukuran asalnya. Ingat,meskipun air 800 kali lebih berat daripada atmosfer, tapi Tuhan mengirimkan sinar matahari yang hangat, dan mengubah air menjadi uap air yang 900 kali lebih ringan daripada air. Kini ia seperdelapan kali lebih ringan daripada atmosfer. Jadi uap air ini dengan mudah terangkat dari samudra, dan dibawa ke langit—mungkin bermil-mil jauhnya ke udara—dan membentuk gumpalan awan yang besar.
Masalah yang kedua adalah garam yang mematikan, tetapi Tuhan hanya menguapkan air saja dan meninggalkan semua simpanan mineral dan yang lainnya di belakang. Ketika menjadi awan, air itu menjadi manis dan lembut, teradaptasi dengan sempurna untuk mengairi bumi.
Tidak Ada Sistem Penyiraman Air yang Seperti Ini
Bagaimana dengan masalah ketiga—transportasi? Air yang terangkat masih tergantung di atas samudra yang tidak memerlukan air. Jadi Tuhan mengirimkan angin untuk meniup awan dan menyebarkannya ke atas daratan kering dimana air itu dibutuhkan. Tapi bagaimana caranya untuk membuat air itu turun dari awan? Inilah keajaiban lainnya. Suhu dingin akan membuat benda menyusut, jadi ketika awan melewati puncak-puncak gunung, udara dingin akan menjangkau dan mulai mendinginkan awan-awan itu, membuatnya mengembun.
Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi jika semua awan itu berubah menjadi air dalam waktu bersamaan—ia akan membanjiri seluruh permukaan bumi dengan air setinggi 90 cm! Oleh karena itu, proses pendinginan haruslah bertahap. Sebagai contoh, jika temperatur awan itu menurun sebanyak 9 derajat, maka awan akan menjatuhkan setengah dari kandungan airnya! Jadi Tuhan mengatur proses pendinginan secara bertahap agar hujan turun dengan halus untuk menyediakan jumlah yang dibutuhkan untuk mengairi bumi. Betapa menakjubkannya proses ini! Tentu saja sebagian hujan turun ke laut, tapi itu dibutuhkan untuk memberikan oksigen yang cukup bagi ikan yang hidup di dalam lautan.
Apakah Anda mengetahui bahwa fakta-fakta alam yang hebat ini telah diketahui dan dimengerti jauh sebelum para ilmuwan dan ahli alam menemukannya? Pengkhotbah 1:7 adalah ayat yang paling menarik. “Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh.” Kenapa demikian? Ayat itu berlanjut untuk memberikan jawabannya. “ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.”
Alkitab memberikan alasan mengapa laut tidak meluap: karena air diangkat dan kembali melalui sungai-sungai. Sehingga ada pergerakan tetap dari air yang terangkat dari lautan dalam wujud uap air, dibawa sebagai awan ke atas daratan, dan turun menjadi hujan, yang kemudian membentuk anak sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Meskipun para penyelidik alam yang hebat merasa bahwa mereka telah menemukan penemuan baru ketika mereka menemukan siklus awan, mereka dapat mengetahuinya sebelumnya dengan membaca Alkitab.
Mengapa Awan Tidak Robek?
Ayat lain yang menyediakan informasi ilmiah adalah Ayub 26:8. “Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek.” Ini adalah ayat yang indah, yang menjelaskan bahwa awan tidak robek dan menumpahkan seluruh airnya sekaligus, meskipun ada jutaan ton air yang ditarik dari lautan ke awan. Dan, tentu saja, Ayub benar. Kita baru saja mengetahui bahwa Tuhan memiliki proses pendinginan secara bertahap yang dapat melepaskan air sedikit demi sedikit sesuai yang dibutuhkan untuk mengairi permukaan bumi. Tuhan mengungkapkan kepada Ayub jauh sebelum umat manusia menemukannya.
Saya yakin kita semua tahu bahwa air itu memiliki berat, dan tekanannya meningkat drastis ketika kedalaman air bertambah. Ikan tertentu yang hidup di dasar laut yang terdalam khususnya dirancang oleh Tuhan untuk mengatasi tekanan yang sangat tinggi itu. Jika mereka naik ke permukaan secara cepat, maka mereka akan meledak. Tekanan yang diletakkan Tuhan pada struktur otot mereka masih ada di dalam tubuh mereka ketika mereka dibawa ke permukaan sehingga tekanan itu tidak digunakan dari luar.
Ini adalah fakta yang menakjubkan, tetapi apakah Anda menyadari bahwa kita juga hidup di dasar laut yang beratmosfer yang juga memiliki berat yang luar biasa? Jika disejajarkan dengan laut, maka kita hidup di dasar lautan yang sangat berat dan padat permukaannya. Sama seperti laut bagi ikan, begitu juga atmosfer bagi kita. Setiap detik kita hidup, ada tekanan sebesar 7 kilogram per inchi persegi yang diberikan kepada struktur tubuh kita, dan itu cukup berat. Kita berpikir bahwa seseorang itu kuat jika ia sanggup membawa 100 kilogram beban pada punggungnya. Faktanya, manusia terkuat yang pernah hidup hanya sanggup menanggung 188 kilogram beban di atas kepalanya. Tapi setiap makhluk hidup di dunia ini, entah itu wanita seberat 45 kilogram atau pria yang kekar memiliki tekanan konstan di atas 15 ton pada tingkat laut yang menekan dan menindih mereka dari segala arah. Itu sama dengan 15 ribu kilogram!
Bahkan serangga yang sangat ringan sekalipun telah dirancang Tuhan untuk mempertahankan bagian mereka oleh tekanan ini. Serangga kecil yang begitu ringan dan rapuh sehingga tampaknya dapat dengan mudah tergilas oleh apapun, diciptakan Tuhan untuk menahan beratnya atmosfer. Apakah Anda rasa ini terjadi karena kebetulan semata? Renungkan Ayub 28:25. “Menciptakan suatu berat untuk angin, dan mengukur keluarnya air dengan ukuran.” (ILT). Alkitab mengatakan bahwa angin itu memiliki berat.
Dengan kata lain, udara itu berat. Atmosfer memiliki berat. Jika Anda mendaki gunung, semakin tinggi Anda mendaki, maka atmosfer akan semakin tipis, dan Anda akan merasa tidak nyaman serta menderita. Mengapa? Karena tekanan menjadi tidak begitu besar. Jadi Tuhan telah menetapkan tekanan tertentu yang menyeimbangkan semua yang ada di bumi. Jika Anda berada di tempat yang sangat tinggi, Anda akan sama menderitanya seperti seekor ikan yang dibawa naik ke atas dari kedalaman laut. Betapa luar biasanya Tuhan yang telah merancang agar setiap makhluk hidup nyaman di habitatnya sendiri.
Kebetulan yang Hebat Ataukah Sebuah Rancangan?
Sekarang pertimbangkan keajaiban lain yang bahkan lebih besar. Atmosfer yang mengelilingi kita terdiri dari dua unsur utama yaitu nitrogen dan oksigen yang kombinasinya selalu sama, entah di puncak gunung tertinggi maupun di gua yang paling dalam. Keseimbangan sempurna itu adalah 79 persen nitrogen dan 21 persen oksigen. Anda mungkin bertanya, “Mengapa kombinasinya bisa seperti itu? Apakah ada alasannya? Apakah penting memiliki kombinasi nitrogen dan oksigen yang tepat?” Ya, saya bisa meyakinkan Anda bahwa hal itu sangatlah penting. Jika kadar nitrogen lebih tinggi, proses kehidupan kita akan melambat dan kita akan mati. Jika kadar oksigen lebih tinggi lagi, proses kehidupan kita akan sangat dipercepat. Denyut nadi kita akan sangat cepat sehingga tak lama kemudian kita akan kelelahan dan mati. Akan tetapi Tuhan membuat kombinasinya dengan benar.
Sebagai contoh, seandainya kombinasi udara adalah 66 persen nitrogen dan 33 persen oksigen maka seluruh dunia akan tertawa tanpa henti. Semua orang akan tertawa karena kombinasi itu merupakan kombinasi dari gas tertawa yaitu N2O, gas yang sama yang terkadang digunakan oleh dokter gigi ketika mereka mencabut gigi. Atau bayangkan jika kombinasinya adalah setengah setengah, maka yang akan tercipta adalah nitric oxide, yang akan mematikan seluruh bentuk kehidupan.
Apakah hanya kebetulan semata bahwa semua terjadi seperti ini? Apakah secara kebetulan alam menciptakan kombinasi udara yang tepat untuk menopang kehidupan? Atau apakah ada satu rancangan yang cerdas? Dunia ini akan menjadi kacau balau jika kombinasi atmosfer melenceng sebentar saja. Kita akan melihat ledakan besar di mana-mana, karena nitrogen adalah komponen dasar dari serbuk mesiu; dan oksigen tentu saja memudahkannya terbakar. Dunia akan hancur karenanya.
Dan tampaknya, suatu hari nanti, akan terjadi ledakan seperti ini. Menurut Alkitab, suatu hari seluruh unsur bumi akan meleleh karena panas yang sangat tinggi. Petrus memberitahu kita di 2 Petrus 3:10 bahwa, “pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api.” Saya tidak tahu bagaimana Tuhan akan membuat itu terjadi, tapi saya tahu bahwa hal itu akan terjadi, dan bumi akan dimurnikan oleh api yang daripada Tuhan itu. Dan unsur-unsur bumi akan terlibat karena mereka nanti akan hangus. Mungkin Tuhan hanya akan mengubah sedikit saja dari proporsi oksigen dan nitrogen saat ini, yang akan menyebabkan lautan api terjadi. Tetapi yang saya tahu—kita harus siap menghadapi hari itu. Alkitab mengisyaratkan bahwa harinya sudah dekat.
Ada misteri alam lain yang dijelaskan di Alkitab jauh sebelum itu diselidiki oleh ilmu pengetahuan. Kita dapat membacanya di Ayub 38:8-11 “Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual keluar dari dalam rahim?—ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan.”
Di sini kita menemukan bahasa puisi yang indah untuk menggambarkan penciptaan laut. Laut digambarkan lahir dan keluar dari rahim. Tuhan mengatakan bahwa awan adalah pakaiannya dan kekelaman adalah kain bedungnya yang menyelubunginya saat ia lahir. Tapi kemudian Tuhan menambahkan: “Sampai di sini engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan.”
Para ilmuwan di dunia terkagum-kagum ketika mempelajari rahasia gerakan gelombang laut. Mereka masih tidak mengerti aksi pergerakan besar bawah laut yang dalam yang mempengaruhi pasang surut dan pola gelombang. Tidak ada ahli alam di bumi yang mampu memahami semua rahasia gelombang pasang surut yang terjadi secara misterius ini.
Sistem Pemanasan Tuhan—Arus Teluk
Semua pergerakan air termasuk pasang surut air laut selalu berada dalam keseimbangan sempurna untuk kenyamanan manusia. Saya menjadi teringat akan Arus Teluk yang hebat. Kita tidak mengetahui semua tentangnya, tetapi kita tahu bahwa kehidupan di Amerika Serikat akan menjadi hampir mustahil jika bukan karena pengaruh fantastis dari arus yang hebat ini. Arus teluk itu berasal dari Teluk Meksiko, dan pergi ke daerah pesisir timur, kemudian ke atas ke wilayah utara dunia. Ia seperti sungai yang mengalir ke tengah laut, dan dapat dilihat dari ketinggian karena warnanya yang berbeda.
Faktanya, sungai ini memiliki lebar 113 kilometer dan kedalaman hampir 915 meter. Ketika arus ini meninggalkan Teluk Meksiko, temperatur air adalah 29 derajat celsius, dan ketika ia meninggalkan pesisir Carolina, ia masih sehangat 27 derajat celsius. Pengaruh penghangatan inilah yang membuat daerah pesisir utara Amerika dan Eropa dapat dihuni; tanpanya, mereka akan menjadi tanah tandus yang beku.
Sekarang perhatikan apa yang terjadi begitu sungai hangat ini mencapai pintu masuk wilayah Arktik di Teluk Baffin, dimana ia bertemu dengan arus kutub yang sangat dingin yang mengalir cepat ke arah selatan. Sebagai hasil dari tabrakan dua raksasa ini, arus kutub dipaksa untuk menyelam ribuan kaki, dimana ia masih melanjutkan perjalanannya ke arah selatan, dan akhirnya muncul kembali di Hindia Barat selama musim yang terpanas dan dengan demikian mendinginkan panas tropis yang parah itu. Arus Teluk dibelokkan ke arah timur dan muncul di Kepulauan Inggris, membuat daerah itu dapat dihuni.
Semua ini terjadi karena rencana Tuhan. Saya tidak percaya sama sekali bahwa semua ini terjadi karena kebetulan atau kecelakaan. Tanpa pembelokkan Arus Teluk, sebagian tanah di utara akan terkunci dalam musim salju abadi. Pastilah Tuhan ada di balik semua rencana itu.
Goggles dan Kacamata Dua Arah
Mari beranjak dan alihkan pandangan kita pada makhluk di alam dan perhatikan bagaimana kecerdasan dan desain menjadi satu. Pikirkan sejenak tentang ikan yang menghuni lautan. Mereka adalah subyek tetap dari musuh mereka yang berada di atas—seperti burung camar yang menukik turun dan menyambar mereka. Apakah Anda tahu bahwa ikan memiliki bola mata yang dirancang khusus untuk menyanggupkan mereka melihat ke seluruh arah dalam sekejap? Mereka dapat melihat ke belakang, ke bawah, ke atas dan juga ke samping; lebih jauh, mata mereka dirancang untuk dapat melihat pembiasan cahaya.
Ya, ikan dapat melihat 30% lebih jauh dari semua alat bantu visual karena Tuhan merancang bola mata ikan untuk dapat memperhatikan pembiasan cahaya. Ketika para ahli mata sanggup membuat kacamata renang khusus penyelam yang dapat berkompensasi dengan pembiasan cahaya, kita cenderung terkagum-kagum. Namun, Tuhan sudah melakukannya untuk ikan jauh sebelumnya. Mata pada ikan tidak mungkin terjadi karena kebetulan, namun demikian, para penganut paham evolusi yakin bahwa bola mata khusus yang dimiliki ikan hanya terjadi begitu saja.
Di perairan Melayu hidup ikan dengan lensa jauh dekat pada matanya. Ikan kecil seukuran sarden ini adalah makanan yang sangat disukai oleh burung camar. Burung-burung ini terus menukik turun untuk melahap ikan-ikan kecil sebisa mereka. Jadi para ikan kecil harus berjaga-jaga menghadapi bahaya yang mendekat itu. Mereka harus memiliki penglihatan jauh yang baik; namun karena makanan mereka adalah larva yang sangat kecil yang banyak terdapat di air, maka mereka juga harus memiliki penglihatan dekat yang baik. Dan apakah Anda tahu bahwa sang Pencipta memberikan selaput kecil di sebelah atas matanya, yang menyanggupkannya melihat jauh dekat? Sehingga ikan kecil itu dapat melihat ke atas dan melihat kedatangan burung camar atau melihat ke bawah dan melihat larva terdekat yang bisa ia makan!
Kita berpikir betapa hebatnya para ahli kacamata dan ahli mata yang dapat menyempurnakan kacamata yang menyanggupkan kita untuk melihat jauh dan dekat, akan tetapi ternyata telah ada ikan yang hidup ribuan tahun lamanya yang memiliki lensa jauh dekat—dan Tuhan telah membuatnya demikian sejak awal. Hal itu tidak terjadi begitu saja; itu pasti diciptakan. Ada perancang yang cerdas di balik semua itu
Burung dan Lebah
Sekarang mari kita lihat dua burung yang ada di pesisir Pasifik. Saya tidak dapat menemukan bukti yang lebih kuat tentang rancangan dalam alam daripada burung Ousel, burung kecil yang sangat bersahabat yang tinggal dekat aliran sungai di gunung. Ia biasanya dapat ditemui di dekat sungai yang mengalir cepat. Burung yang ringan ini akan mengapung di sungai, tampak tidak memiliki berat, dan kemudian mendadak menenggelamkan diri ke dasar seperti sebongkah timah. Di sanalah ia akan berjalan-jalan memungut makanannya di sungai. Setelah mendapatkannya, maka ia akan kembali lagi ke pinggiran sungai, mengebaskan dirinya, lalu dengan misterius mengambangkan diri lagi di atas sungai seperti segumpal asap.
Telah ditemukan bahwa burung aneh ini memiliki perlengkapan spesial—sebuah peralatan otot yang dengan segera dapat mengosongkan setiap udara dari tubuhnya, yang memampukan burung ini untuk menenggelamkan diri; dan ketika ia keluar dari air, otot ini dapat mengisi dirinya dengan udara dan kemudian mengambang kembali. Betapa spesialnya ciptaan ini bukan? Para penganut paham evolusi akan berkata, “Yah, burung itu memerlukan kemampuan itu sehingga alam menyediakannya.” Tentu saja mereka tidak mengatakan apakah alam itu, tapi berkeras bahwa itu tumbuh karena perkembangan kebetulan. Kenyatannya adalah, Tuhan memberikannya. Ia menciptakan burung khusus ini karena Ia melihat bahwa burung itu memerlukannya untuk bertahan hidup.
Jenis burung lainnya yang ditemukan di pesisir Pasifik hidup dengan memakan cacing yang hidup di lubang di pasir. Karena cacing ini tinggal di tempat yang paling dalam di lubangnya, maka burung itu harus turun dalam untuk menjangkau cacing makanannya. Yang terjadi di sana, paruh burung itu besarnya tepat untuk menjangkau lubang cacing, namun lubang yang sempit itu membuat paruh burung tetap terkatup rapat. Betapa sulitnya untuk dapat melihat dan menjangkau cacing yang lezat namun tidak dapat membuka paruh untuk mematuknya. Tahukah Anda apa yang Tuhan berikan untuk burung ini? Ia menciptakan penutup kecil serupa dengan gunting dokter bedah di dasar paruhnya. Dengan organ spesial ini, burung itu dapat mematuk cacing, keluar dari lubang dan melahapnya!
Bukankah sangat baik bahwa Tuhan memikirkan burung kecil ini dan membuatkan sesuatu yang khusus untuknya sehingga ia bisa mendapatkan makanannya dengan mudah? Jika Ia begitu mengasihi burung kecil dan menyediakan yang dibutuhkan untuk membuat hidup mereka nyaman, tidakkah Anda pikir bahwa Ia rela menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan? Ia lebih mengasihi kita daripada burung-burung itu. Ingatlah bahwa tidak ada seeokor burung pipit pun yang jatuh di luar pengetahuan Tuhan.
Beberapa tahun lalu, satu majalah sains menerbitkan artikel yang ditulis oleh ahli biologi cerdas yang tidak mempercayai evolusi. Dalam tulisannya “Teori Evolusi Terpatahkan di Bawah Lutut Lebah”, sang penulis pertama-tama meninjau ajaran evolusi yang menjelaskan bahwa ketika suatu organ tertentu dibutuhkan oleh makhluk mana pun, maka organ itu akan dibuat sebagai respon terhadap kebutuhan tersebut. Alam sendiri, atau kebetulan diharapkan akan mengikuti dan menciptakan organ yang diperlukan untuk memperlengkapi makhluk itu agar dapat bertahan hidup. Kemudian penulis mengambil contoh tentang lebah. Ketika lebah merayap ke dalam bunga yang berisi serbuk sari, organ pernapasan mereka terhenti oleh karena serbuk sari. Faktanya, mereka tidak dapat bernapas selama mereka berada di dalam bunga untuk mengumpulkan serbuk sari.
Namun demikian, ternyata setiap lebah memiliki sikat khusus yang terletak pada lututnya—sebuah sikat yang kaku—yang ia gunakan untuk membersihkan organ pernapasannya begitu ia keluar dari bunga agar ia tidak mati kehabisan nafas. Ahli biologi ini menekankan bahwa jika benar serangga ini mengembangkan peralatan khusus untuk merespon kebutuhannya, maka lebah pertama yang hidup tidak memiliki sikat pada lututnya. Sehingga ketika ia masuk ke dalam bunga, ia akan mati lemas; dan sebagai akibat, seluruh keluarga lebah akan punah saat itu juga. Akan tetapi, alih-alih sikat itu berkembang perlahan seiring berlalunya waktu untuk merespon kebutuhan, sikat itu telah disediakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan lebah dan menyelamatkan lebah pertama yang tercipta.
Kesimpulannya adalah bahwa Tuhan telah mengantisipasi kebutuhan makhluk ciptaannya dan memperlengkapi mereka dengan setiap peralatan yang diperlukan. Betapa harus bersyukurnya kita kepada Tuhan yang telah mencukupkan seluruh kebutuhan kita. Alkitab berkata hanya orang bodoh yang berkata dalam hatinya, “Tidak ada Tuhan.” Hanya Tuhan yang penuh kasih dan kuasa yang dapat membuat keajaiban yang kita lihat. Dan jika Ia peduli pada hewan yang kecil, pastilah ia juga peduli kepada kita. Ia mengasihi kita lebih daripada burung-burung kecil yang ada di Pantai Barat, dan Ia ingin menyelamatkan kita. Ia ingin membawa kita ke tempat dimana alam sekali lagi akan berada dalam keseimbangan sempurna dan kutuk dosa akan selamanya dihapuskan.
Dan Ia mengasihiku
Dapatkah kita meragukan kasih Tuhan, yang memberikan persediaan tak terbatas untuk semua yang Ia ciptakan? Tidak ada yang dibiarkan sendirian untuk menderita kepunahan. Hanya campur tangan manusia yang sembrono terhadap keseimbangan alam yang telam membawa kesedihan dan tragedi. Jika Tuhan peduli pada sel terkecil atau tumbuhan atau hewan yang terkecil sekalipun, tidakkah Anda berpikir bahwa Ia mengasihi kita dan peduli terhadap kita?
Salah satu fakta paling menggetarkan yang pernah saya dapatkan adalah ketika saya mempelajari keajaiban alam tentang tumbuhan cocklebur (sejenis rumput liar). Tentunya tanaman ini adalah salah satu tanaman yang paling dipandang rendah oleh karena sifatnya yang melekat pada tanaman lain dan menusuk. Akan tetapi, perhatikan kehebatan reproduksinya. Setiap polong dari cocklebur berisi dua benih untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Akan tetapi selama tahun pertama, hanya satu benih yang akan mulai tumbuh. Benih lainnya akan menunggu hingga tahun kedua untuk mulai bertumbuh demi menjaga dua musim pertumbuhan. Akan tetapi jika ada sesuatu terjadi sehingga benih pertama tidak bertumbuh dan menghasilkan, maka benih kedua akan segera bertumbuh tanpa menunggu tahun kedua. Hikmat yang sudah Tuhan letakkan telah mengkomunikasikan kepada benih yang menunggu bahwa ia harus mulai tumbuh begitu benih yang pertama hancur. Para penganut paham evolusi tidak dapat mengharmonisasikan keajaiban seperti ini dengan teori mereka tentang naturalisme dan kebetulan.
Tentunya kita dapat melihat pemeliharaan Tuhan ada hingga pada makhluk hidup yang paling rendah sekalipun. Tidakkah kita lebih berharga di mataNya daripada tumbuhan liar? Jika Ia mampu mengerjakan keajaiban untuk menjaga cocklebur yang bersifat parasit dan tidak disukai, tidakkah Ia akan menuntun jalan mereka yang untuknya Ia memberikan hidupNya? Kiranya Tuhan membuka mata kita terhadap keajaiban dan hikmat pekerjaan besarNya dalam penciptaan. Malam ini ketika Anda berlutut untuk berdoa, ingatlah untuk berterima kasih kepada Tuhan untuk keindahan alam yang selalu terbentang di atas kekacauan menghancurkan yang dibuat oleh manusia.