Dalam ayat-ayat di 2 Korintus 5:1–8, Paulus hanya membandingkan keadaan fana kita sekarang dengan kehidupan baka masa depan kita di surga. Dia menunjukkan kepada kita perbedaan antara tubuh duniawi kita yang suatu hari nanti akan binasa dan tubuh baru yang sempurna yang akan menjadi milik kita di surga.
Gagasan tentang “absen dari tubuh” tidak mengajarkan bahwa beberapa bagian immaterial kita langsung melayang ke surga pada saat kematian. Ini berarti absen dari kelemahan tubuh duniawi kita, seperti penyakit, sakit, dan kematian. Hadir bersama Tuhan berarti memiliki tubuh abadi yang mulia yang akan kita terima ketika Yesus datang.
Karena kita tidak memiliki kesadaran akan waktu dalam kematian, memang benar bahwa bagi orang percaya, setelah kematian, pikiran mereka yang sadar berikutnya akan mendiami tubuh yang dimuliakan. Tetapi itu tidak terjadi sampai kedatangan kembali Kristus dan kebangkitan.
Paulus sangat jelas dan dengan tepat menyatakan kapan perubahan dari kefanaan akan terjadi. Dalam 1 Korintus 15:52, 53, dia menulis, “Sebab nafiri akan berbunyi …karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa” Itu akan terjadi ketika Yesus datang.
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. 2 Korintus 5:6-8.
-Doug Batchelor-