APOLOS PRIA PENGKHOTBAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Bayangkan Anda sedang memberikan kuliah di sebuah kolokium di salah satu universitas Ivy League.

Anda adalah seorang mahasiswa pascadoktoral dan siap untuk menjadi Einstein berikutnya di bidang Anda. Setelah kuliah, seorang petugas kebersihan mendekati Anda dan dengan tegas namun ramah menyebutkan beberapa poin yang salah dalam presentasi Anda. Apa yang akan Anda lakukan?

Ilmu Yang Belum Cukup

Orang banyak berkumpul di sinagoge untuk mendengarkan pengkhotbah yang berbakat ini. Namun, setelah ia selesai berbicara, sepasang pembuat tenda mendekatinya. Mereka bernama Akwila dan Priskila, seorang suami dan istri yang merupakan orang Kristen yang setia.

Secara pribadi, mereka mengatakan kepada Apolos bahwa ada beberapa fakta penting yang hilang dari pengetahuannya yang sangat luas (ayat 26). Meskipun Apolos adalah seorang murid yang taat dalam mempelajari Kitab Suci, mengajar tentang Yesus tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes Pembaptis (ay. 25).

Kerendahan Hati Membawa Kemenangan

Ia, seperti Yohanes, percaya bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi ia tidak mengetahui makna penuh dari pernyataan itu, bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus berarti keselamatan yang ditawarkan secara cuma-cuma kepada semua orang, bagaimana Yesus telah memberikan karunia Roh Kudus kepada kita, dan bagaimana Injil harus pergi ke seluruh dunia.

Pertemuan dengan Akwila dan Priskila merupakan titik balik yang sangat besar bagi Apolos. Seolah-olah ia sedang memegang satu lilin untuk sebuah potret sebelum Akwila dan Priskila menyingkap tirai dan membanjiri seluruh ruangan dengan sinar matahari siang. Inilah jawaban yang selama ini ia cari, pelengkap dari pesan yang telah ia beritakan.

Apolos tidak terlalu sombong dan tidak terlalu keras kepala untuk menjadi seorang guru yang dapat diajar. Dengan sukacita ia menerima kabar baik itu dan terus menjadi penginjil sejati. Setelah disambut ke dalam gereja Kristen, ia bekerja bersama Paulus sebagai misionaris, membawa banyak orang lain ke dalam iman (ay. 27, 28; 1 Korintus 16:12; Titus 3:13).

Renungkan: Apakah Anda telah mencapai titik dalam iman Anda di mana Anda merasa telah mengetahui semuanya? Apakah Anda berpuas diri dengan pengenalan Anda akan Allah? Dengan rendah hati, carilah jalan yang lebih dekat dengan Tuhan dan mintalah pemahaman yang lebih dalam tentang kehendak-Nya bagi hidup Anda.

Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah. Amsal 9:9.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *