Amazingfacts.id: Di akhir doa dari orang Kristen selalu ditutup dengan kalimat “kami panjatkan doa ini di dalam nama Yesus Kristus”, atau “di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa”, dan masih beberapa lagi alternatif kalimatnya. Orang Kristen melakukannya bukan tanpa alasan, karena Yesus sendiri yang memerintahkan itu saat kita berdoa.
Beberapa ayat berikut yang bisa menjadi dasar itu. “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku” (Yohanes 16:23). Dari susunan kalimat dalam ayat ini nampaknya bisa bermakna bahwa untuk setiap permohonan kita maka Bapa akan memberikan atau menjawabnya di dalam nama Yesus.
Namun kala membandingkan dari terjemahan King James Version (KJV) atau International Standar Version (ISV), maka terjemahan bebasnya demikian: “. . . apa pun yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan-Nya kepadamu.” Denganterjemahan yang demikian kita dapat memiliki pemahaman yang lebih tepat bahwa yang kita doakan dan mohon di dalam nama Yesus maka Bapa pasti menjawab atau memberikannya.
Beberapa ayat lain yang menyebutkan berdoa di dalam nama Yesus :
- “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak” (Yohanes 14:13).
- “Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa” (Yohanes 16:26).
Mengapa Berdoa Di Dalam Nama Yesus?
Kita mesti tahu alasan mengapa berdoa di dalam nama Yesus. Pertama-tama kita mesti menyadari bahwa dosa telah memisahkan atau membuat jarak antara manusia dengan Sang Pencipta (Yesaya 59:2). Pemazmur juga mengatakan bahwa tidak ada seorang pun di muka bumi yang hidup benar di hadapan Allah (Mazmur 14:1-3), yang kemudian juga dikutip oleh Paulus (Roma 3:10-12). Bahkan jika seseorang dengan segala kesanggupannya berusaha melakukan yang terbaik maka itu juga tidak cukup untuk membuatnya menjadi benar di hadapan Allah (Roma 3:20, Galatia 3:11).
Dengan fakta ini maka apakah seseorang dapat merasa layak (berhak) agar Allah menjawab untuk doa dan permohonannya? Tentu saja tidak, bila mempertimbangkan keadaan dan keberdosaannya, dan juga terlalu takabur ketika seorang berdosa merasa permohonan dan doanya pantas dijawab oleh Tuhan. Namun itu bukan berarti membawa kita berada dalam situasi untuk berputus asa dan tanpa pengharapan.
Tuhan begitu inisiatif untuk menjembatani jurang yang lebar ini dan itu ditunjukkan lewat pengorbanan Yesus, inilah dasar pengharapan orang berdosa. Setelah kebangkitan-Nya Dia juga masih terus bekerja demi kebaikan kita. “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?” (Roma 8:34). Setelah kenaikan-Nya ke surga, Yesus terus melanjutkan pekerjaan keselamatan bagi kita dengan menjadi “pembela”. Kata “pembela” dalam beberapa versi terjemahan dapat diartikan sebagai “pengantara”. Pekerjaan-Nya sebagai pengantara juga disebutkan di beberapa ayat lain seperti 1 Yohanes 2:1; 1 Timotius 2:5; Ibrani 7:25, 8:6 (juga seluruh kitab Ibrani yang membahas Yesus sebagai pengantara dan imam besar).
Pertanyaan: Yesus menjadi pengantara antara siapa dengan siapa? Tentu saja antara Tuhan yang suci dengan manusia berdosa. Fakta bahwa Dia sendiri adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, maka Yesus dapat dan layak mewakili kedua belah pihak. Hanya Dia yang dapat menghubungkan orang berdosa kepada Allah sebagaimana saat Dia mengatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Dengan memahami ini, maka memberikan perspektif yang lengkap dan jelas mengapa Dia mengajarkan untuk berdoa di dalam nama-Nya. Lewat kematian-Nya maka jurang pemisah anatar manusia dan Tuhan telah dijembatanai serta menyediakan jubah kebenaran bagi orang berdosa, sehingga Bapa melihat kita bukan sebagai orang berdosa namun sebagai orang yang telah dibenarkan. Lewat pekerjaan-Nya sebagai pengantara dan imam besar maka Dia menghantarkan setiap doa dan permohonan kita kepada Bapa. Bapa tidak sekadar melihat itu sebagai doa dan permohonan kita semata, namun mempertimbangkan Yesus yang menyampaikan doa dan permohonan kita kepada-Nya. Dengan latar belakang demikian maka berdoa di dalam nama Yesus bukan karena nama-Nya mengandung kekuatan magis, bukan juga karena nama-Nya sebagai jimat, bukan juga menggunakan nama-Nya sebagai mantera.
Berdoa di dalam nama Yesus karena kita mengakui bahwa Dia satu-satunya yang dapat membawa doa orang berdosa kepada Bapa, sebagaimana janji-Nya saat berkata jika “kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa” (Yohanes 16:26).
Bagaimana Agar Doa Di Dalam Nama Yesus Dapat Diperhatikan Tuhan?
Dengan memahami bahwa kita diterima oleh Bapa bukan karena usaha dan kebaikan kita namun karena jubah kebenaran Kristus yang dikenakan kepada kita; dan doa kita diterima oleh Bapa bukan karena bagusnya kalimat doa kita tetapi karena pengantaraan Yesus; dapatkah kemudian kita memiliki keyakinan bahwa doa yang dilayangkan di dalam nama Yesus sudah pasti akan diperhatikan dan dijawab Tuhan? Mari kita pahami beberapa hal berikut ini.
Suatu kali Yesus mengatakan sesuatu yang perlu menjadi perhatian kita agar setiap doa di dalam nama-Nya mendapat perhatian dari Bapa. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16). Pernyataan itu menunjukkan kepada kita bahwa berdoa di dalam nama Yesus artinya juga siap untuk menghasilan buah di dalam kehidupan. Buah seperti apa yang Yesus maksudkan? Tentu saja buah-buah roh (Galatia 5:22-23). Buah-buah roh mewakili keseluruhan sifat dan karakter Allah.
Dengan demikian ayat itu mengatakan setiap orang yang berharap doanya dijawab Tuhan maka perlu melihat kepada dirinya sudah seberapa jauhkah kehidupannya bersesuaian dengan sifat dan karakter Allah. Jika seorang anak yang memohon kepada ayahnya dan kehidupannya memiliki sifat yang selaras dengan ayahnya, maka ayahnya dengan sukarela memberikan karena dia yakin bahwa anak itu tidak akan salah menggunakannya. Begitu pula saat seseorang semakin hari semakin menyerupai Tuhan di dalam sifat dan tabiat, maka Bapa mempercayakan segala hal baik sebagai jawaban untuk setiap doa yang dilayangkan di dalam nama Yesus.
Yakobus pernah mengatakan bahwa “kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” (Yakobus 4:3). Dari ayat ini kita bisa memahami dua hal. Pertama, seseorang berdoa dan memohon bukan sesuatu yang baik di mata Tuhan, sehingga Tuhan tidak mengindahkan doanya. Kedua, sekalipun yang seseorang meminta suatu perkara yang baik dan menyampaikannya di dalam nama Yesus, namun bukan demi kemuliaan Tuhan dan sekadar demi memenuhi hasrat/ambisinya, maka Tuhan juga mengabaikannya.
Salomo, setelah pertobatan dari kejahatan hidupnya, pernah mengatakan “siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian” (Amsal 28:9). Untuk alasan ini pula Tuhan tidak memperhatikan permohonan dan doa seseorang meski diucapkan di dalam nama Yesus.
Dengan demikian berdoa di dalam nama Yesus juga bertujuan untuk mengubahkan kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Berdoa juga tentang membuka hati kepada Allah seperti kepada seorang Sahabat. Doa bukan cuma agar membuat Allah mengetahui siapa dan apa yang kita mohon (karena pada dasarnya Dia tahu siapa kita dan permohonan kita), namun untuk menyanggupkan kita menerima Dia dan menaikkan level kehidupan rohani kita semakin serupa dengan Allah.
Doa bukan untuk membawa Allah turun kepada kita, namun membawa kita kepada-Nya. Allah tidak mungkin ‘turun’ karena itu sama dengan Dia menurunkan standar-Nya, namun dengan berdoa di dalam nama Yesus kita dibawa kepada Allah dan menaikkan level sifat dan karakter kita untuk semakin serupa dengan Tuhan.