Berdasarkan perkembangan terbaru yang ditemukan oleh para ilmuwan di Israel bahwa orang Kanaan bukan hanya sekelompok orang yang homogen—menurunkan DNA yang sama—dan juga mereka tinggal di Israel sebelum dan selama Abraham hidup.
Penelitian ini menegaskan catatan Alkitab mengenai Abraham, pada awalnya dikenal sebagai Abram, dalam Kejadian 12:5-7: Abram “berangkat ke tanah Kanaan (dan). . . berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.””
The Jerusalem Post yang pertama kali melaporkan rincian penelitian terbaru, yang diterbitkan oleh para ilmuwan dalam jurnal ilmiah Cell. Dalam temuan tersebut, mereka menemukan DNA orang Kanaan yang ada di lima situs arkeologi di Israel dari zaman Perunggu, yaitu periode yang sama di mana Abraham hidup. Salah satu situs itu adalah Tel Megiddo, yang pernah menjadi salah satu kota paling penting di Kanaan. (Gunung Megiddo, atau Har Megiddo dalam bahasa Ibrani, dikenal oleh para siswa nubuatan Alkitab sebagai lokasi simbolis dari pertempuran Armageddon, pertempuran terakhir sebelum akhir dunia (Wahyu 16:16).
Ilmuwan Terlibat “Sejarah Molekuler”
Liran Carmel, salah satu ahli genetika utama yang terlibat dalam penemuan ini, mengatakan kepada surat kabar itu apa yang memotivasi pencariannya terhadap DNA Kanaan. “Enam atau tujuh tahun yang lalu, bidang keilmuan baru muncul yang disebut “sejarah molekuler”, dengan gagasan menggunakan DNA kuno untuk mengungkapkan pola dalam sejarah manusia yang terbaru, sekitar beberapa ribu tahun terakhir,” kata Carmel. “Pada awalnya, penelitian ini difokuskan pada peristiwa yang terjadi di Eropa dan Eurasia Barat. Saya berpikir saya dapat membuat penelitian semacam itu di sini, untuk mempelajari peristiwa demografis dan populasi di wilayah ini.”
Namun, menemukan DNA dari ribuan tahun yang lalu bukanlah tugas yang mudah. “Kami takut akan sangat sulit untuk mendapatkan DNA, karena iklim di Israel tidak terlalu ramah untuk pelestariannya, tetapi ketika kami memulai proyek, telah ditemukan tulang tengkorak tertentu yang telah membatu, yang bisa memberikan sampel DNA. Kami memutuskan untuk fokus pada hal itu,” tambah Carmel. “Dengan teknik ini kamu memiliki tingkat keberhasilan sekitar 50% lebih baik.”
Para ilmuwan juga menemukan hubungan genetik antara orang Kanaan dan penduduk modern yang tinggal di daerah itu. Mereka juga menemukan bahwa orang Kanaan berakar di wilayah Pegunungan Zagros di Iran kuno. Selanjutnya, mereka berencana untuk memperluas penelitian DNA mereka ke kelompok orang kuno lainnya.
“Semua kerajaan yang didirikan di daerah di Zaman Besi: Israel, Yahuda, Moab, Amon, Edom. …Kami ingin mempertimbangkan mereka untuk di teliti, namun merupakan tantangan besar untuk menemukan sampel, jadi inilah yang kami kerjakan sekarang,” kata Carmel.
Apa Artinya Ini untuk Alkitab
Mulai abad ke-19, bermunculan banyak kritik yang menyerang asal-usul Alkitab, penjelasan tentang sejarah, dan kebenarannya, bahkan tren yang terus berlanjut di zaman modern ini. Dua puluh tahun lalu, para Arkeolog mulai mengadu antara penemuan mereka dan catatan Alkitab, salah satu sasaran mereka yang paling terkenal adalah Raja Daud. Mereka merobek kitab suci, dengan alasan kekuasaan Daud tidak lebih dari sebuah “desa miskin,” bukan kota Yerusalem yang agung.
Tetapi penggalian yang lebih baru di Israel, terutama di Khirbet Qeiyafa dan di Khirbet a-Ra’i, telah mulai menemukan penggalian unsur-unsur yang selaras dengan sejarah Daud dalam Alkitab dan menentang kritik yang keras terhadap Alkitab. Sungguh, “terang itu bercahaya di dalam kegelapan” (Yohanes 1:5); “Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan” (Mazmur 33:4).
Tentu saja hal ini membuat Alkitab semakin menjadi berita utama sehubungan dengan penemuan arkeologis saat ini, bahkan dalam artikel tersebut The Jerusalem Post, yaitu sebuah surat kabar sekuler berbahasa Inggris di ibukota Israel.
“Alkitab ada… dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Alkitab tidak hanya berdiri kokoh berdasarkan historis, tetapi juga ada ia ada bagi kita “untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16, 17). Bagaimana kita bisa membuktikannya?
Berikut ini adalah sumber berharga bagi Anda untuk mengetahui keabsahan alkitab yaitu sebuah video yang berjudul “Apakah Alkitab Dapat Dipercaya?”
Kami juga menyediakan pelajaran Alkitab online berseri yang membantu Anda menggali permata kebenaran Firman Tuhan berikut Masih Adakah yang Dapat Kita Percaya?
Bukti berbasis ilmu pengetahuan terus meningkat mendukung Alkitab sebagai panduan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai sejarah, teologi, dan nubuatan. Alkitab adalah “pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105); Alkitab juga “hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12). Alkitab tidak seperti buku lainnya. Itu adalah Firman Tuhan. Di dalamnya terletak jalan menuju masa lalu, masa kini, dan masa depan Anda!
ditulis oleh Mark A. Kellner