Menjadi Sesama Manusia yang Baik
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. 1 Timotius 4:16
Saya telah membaca tentang seorang yang menempuh perjalanan pada waktu musim dingin melalui tumpukan salju, menjadi kaku karena kedinginan yang hampir tak terasa membekukan tenaga hidupnya. la hampir mati kedinginan, dan hampir menyerah, ketika mendengar teman lain yang hampir binasa kedinginan. Timbullah belas kasihannya, dan ia memutuskan untuk menyelamatkan orang itu. Ia menggosok kaki dan tangan orang malang yang kedinginan itu, dan setelah berusaha beberapa lama orang itu pun berdirilah. Pada saat orang yang menderita itu tidak dapat berdiri tegak, orang itu diangkat di atas bahu dengan penuh kasih sayang dan keluar dari dalam timbunan salju yang tak pernah dipikirkannya akan dapat melakukan hal itu sendirian.
Ketika ia telah mengangkat teman seperjalanan ke suatu tempat yang aman, secepat kilat ia teringat bahwa menyelamatkan sesama manusia berarti ia juga menyelamatkan diri sendiri. Usahanya yang tekun untuk menolong orang lain telah melancarkan peredaran darah yang sedang membeku dalam urat-urat nadinya dan kemudian menghangatkan anggota-anggota tubuhnya.
Di dalam pelajaran bahwa dalam menolong orang lain kita menerima pertolongan haruslah selalu ditanamkan pada diri orang-orang percaya yang baru, melalui ajaran dan teladan, agar dalam pengalaman mereka sebagai orang Kristen mereka boleh mendapat hasilnya yang terbaik. Biarlah orang-orang yang susah hati, mereka yang cenderung untuk berpikir bahwa jalan menuju hidup yang kekal adalah sukar sulit, pergi bekerja menolong orang-orang lain. Usaha demikian, yang disatukan dengan doa untuk mendapat terang ilahi, akan menjadikan hati mereka bergetar dengan pengaruh kasih karunia Allah yang memberi hidup, kasih sayang mereka sendiri akan menyala dengan semangat ilahi. Segenap kehidupan Kristen yang mereka miliki akan semakin nyata, semakin tekun, semakin gemar berdoa. . . . Kesaksian yang dibawa oleh mereka dalam upacara hari Sabat akan dipenuhi dengan kuasa. Dengan sukacita mereka akan membawa kesaksian pengalaman yang indah yang telah diperoleh mereka dalam melayani orang-orang lain.
Hidupku Kini, hal. 236