Sekalipun kamu belum pemah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. 1 Pet. 1:8
Ia [Kristus] berkata, “JikaIau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Mat. 15:10,1 1). Di dalam Dia ada sukacita yang pasti dan yang memuaskan. Jika terang yang memancar dari Yesus telah datang kepadamu, dan Anda memantulkannya kepada orang Iain, maka Anda menunjukkan bahwa Anda memiliki sukacita yang murni, meninggikan dan mengagungkan. Mengapa agama Kristus tidak dinyatakan sebagaimana adanya yang sesungguhnya, yang penuh dengan kuasa dan penarikan? Mengapa kita tidak nyatakan di hadapan dunia ini keindahan Kristus? Mengapa kita tidak menunjukkan bahwa kita mempunyai Juruselamat yang hidup, seorang yang bisa berjalan dengan kita dalam kegelapan dan dalam terang, dan yang bisa kita percayai? . . .
Tetapi pikiran yang dipenuhi dengan bacaan yang tidak berguna, dengan cerita-cerita membangkitkan, atau yang mencari kepelesiran, tidak tinggal dalam Kristus, dan tidak bisa bergembira dalam kepenuhan kasih-Nya. Pikiran yang senang dengan pikiran-pikiran jahat dan bodoh dan percakapan yang sia-sia, kekurangan sukacita Kristus sebagaimana Bukit Gilboa kekurangan embun atau hujan. . . . Kita perlu senantiasa memenuhi pikiran dengan Kristus, dan mengosongkannya dari mementingkan diri sendiri dan dosa.
Hidup di mana takut akan Tuhan disukai tidak akan menjadi hidup kesedihan dan kemurungan. Ketidakhadiran Kristuslah yang membuat wajah sedih dan kehidupan dalam dunia yang penuh keluhan. . . . Tetapi Kristus yang tinggal di dalam jiwa adalah mata air sukacita.. Karena bagi semua yang menerima Dia, inti dari firman Tuhan ialah ”sukacita.”
Mengapa sukacita kita tidak penuh—penuh, tidak kurang? Kita mempunyai kepastian bahwa Yesus adalah Juruselamat kita, dan bahwa kita dengan bebas bisa mengambil bagian dalam persediaan yang Iimpah yang dibuat-Nya bagi kita. . . . Adalah kesempatan kita untuk senantiasa mencari sukacita hadirat-Nya. Ia merindukan kita supaya gembira dan dipenuhi dengan puji-pujian kepada nama-Nya. Ia mau kita membawa terang di wajah kita dan sukacita di dalam hati kita.
“That I May Know Him”