“Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu. ” Kejadian 35:1
Mengapa Tuhan memerintahkan Yakub untuk kembali ke Betel dan tinggal di situ? Bukankah selama bertahun-tahun Yakub sudah pernah tinggal di Betel dan hidup bersama-sama dengan Laban, pamannya? Pasti ada gejolak dalam diri Yakub, sebab bila kembali ke Betel berarti ia akan bertemu kembali dengan Esau, kakaknya, yang pernah mengancam hendak membunuhnya. Namun ketika Yakub merespons panggilan Tuhan dan taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, maka “…kedahsyatan yang dari Allah melipuli kata-kata sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar” (Ayat 5b).
Melalui Betel ini Tuhan hendak memberikan satu pelajaran berharga kepada Yakub bahwa setiap pelanggaran selalu mendatangkan akibat, yaitu penderitaan. Akibat kecurangannya, Yakub harus lari ke Mesopotamia karena jiwanya terancam, dan ia pun menuai apa yang telah diperbuat, Yakub juga ditipu oleh Laban. Benar apa yang tertulis di Alkitab: “…apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,… ” (Galatia 6:7b-8).
Tuhan menghendaki agar kita hidup dalam kejujuran, bukan dalam kecurangan. Tuhan pasti akan menolong dan membela umat-Nya yang hidup jujur. Pemazmur berkata, “siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.” (Mazmur 50:23b). Kalau pun hidup Yakub menjadi berhasil dan diberkati, itu semua karena Tuhan yang mengerjakan perkara-perkara besar dalam hidupnya, bukan karena hebat dan kuat Yakub. Dalam Kejadian 28:10-22, Yakub bermimpi ada tangga yang ujungnya sampai ke langit dan tampaklah para malaikat naik turun tangga itu. Naik tangga gambaran bagaimana para malaikat membawa masalah-masalah kita kepada Tuhan; Sedangkan turun tangga artinya para malaikat turun membawa berkat-berkat dari sorga. Ada pun makna rohaninya adalah: sesungguhnya jarak antara kita dengan sorga itu sangat dekat. Tuhan itu hanya sejauh doa! Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, namun dibutuhkan kejujuran (hidup benar) dan kesetiaan untuk meraih berkat-berkat dari Tuhan.
Tuhan sanggup mengubahkan hal-hal yang buruk menjadi baik, asal kita mau tunduk kepada Tuhan dan hidup dalam pertobatan!