Pergaulan yang Ramah
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku ke jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Mazmur 23:2,3.
Biarlah beberapa keluarga yang tinggal di suatu kota atau kampung bergabung bersama-sama dan meninggalkan pekerjaan yang telah membebani mereka, baik pekerjaan jasmani maupun pikirani,
lalu pesiar ke luar kota menuju ke danau yang indah atau ke tempat di mana terdapat pemandangan alam yang indah. Mereka harus menyediakan makanan sederhana yang sehat, buah-buahan dan biji-
bijian yang paling baik, lalu makan di bawah pohon yang teduh atau di bawah naungan langit. Perjalanan, gerak badan, dan pemandangan akan membangkitkan selera, dan mereka dapat menikmati suatu jamuan makan yang mungkin membangkitkan rasa cemburu raja-raja.
Pada kesempatan itu, orang tua dan anak-anak harus merasa bebas dari kesusahan, pekerjaan, dan pikiran yang kacau. Orang tua harus menjadi seperti anak-anak bersama anak-anak mereka, menjadikan segala sesuatu menyenangkan bagi mereka. Biarlah sepanjang hari dimanfaatkan untuk rekreasi. Gerak badan di alam terbuka bagi mereka yang bekerja dalam ruangan atau yang selalu duduk terus-terusan sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Semua orang yang dapat mengikuti petunjuk ini haruslah merasa hal itu suatu kewajiban. Tidak ada sesuatu yang akan hilang, tetapi banyak yang akan diperoleh. Mereka dapat kembali ke pekerjaan mereka dengan rasa hidup baru dan semangat baru untuk melakukan pekerjaan dengan penuh gairah, dan mereka akan lebih kuat melawan penyakit. . . .
Tetapi hanya sedikit orang yang menyadari pekerjaan yang terus-menerus dan melelahkan dari mereka yang memegang tanggung jawab pekerjaan di kantor. Mereka terkurung di dalam ruang kantor dari hari ke hari dan dari pekan ke pekan, sementara ketegangan yang terus-menerus yang menimpa pikiran tentu saja melemahkan kekuatan tubuh dan mengurangi kegairahan hidup mereka. . . .
Mereka harus sering mengadakan perubahan, sering menyediakan waktu sehari penuh untuk berekreasi dengan anggota-anggota keluarga yang hampir sama sekali kehilangan pergaulan mereka.“
Hidupku Kini, hal. 208