Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Wahyu 22:12
Apakah Kristus nabi palsu pada waktu Ia mengucapkan kata-kata ini? Lebih 1800 tahun telah berlalu sejak Yohanes mendengar kebenaran agung ini, dan Tuhan belum juga datang untuk memerintah. Tetapi akankah kita berhenti mengharapkan kedatangan-Nya? Akankah kita berkata, “Tuhanku menunda kedatangan-Nya”?
Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya, ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya;” (Yud. 14) . . . Doktrin kedatangan Kristus telah diberitakan pada zaman dahulu kepada orang yang berjalan dengan Tuhan dalam persekutuan yang terus menerus. Tabiat saleh nabi ini melambangkan keadaan kesucian yang harus dicapai oleh umat Tuhan yang mengharapkan diangkat ke surga . . .
Akankah kita katakan bahwa kita telah tertipu sehubungan dengan ajaran dekatnya kedatangan Kristus? . . . Akankah kita katakan bahwa pekerjaan kita untuk menediakan satu umat kepada kedatangan-Nya adalah sia-sia? Tidak, tidak akan pernah . . . “Marilah kita berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia yang telah menjanjikannya, setia; . . . dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong” –pada kebimbangan dan tak percaya dan kemurtadan? Tidak, tetapi “dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik”; jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, . . . . tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibr. 10: 23-25).
Kita harus mempunyai pengetahuan mengenai Alkitab, agar kita bisa menelusuri garis-garis nubuatan dan . . . melihat bahwa harinya sudah dekat, supaya dengan semangat dan usaha yang semakin bertambah kita boleh saling mendorong satu sama lain supaya tetap setia . . . Melepaskan iman? Kehilangan keyakinan? Menjadi tidak sabar? Tidak, tidak. Kita tidak boleh memikirkan hal-hal seperti itu . . . . Perhatikan bagaimana rincian nubuatan telah dan sedang digenapi. Marilah kita mengangkat kepala dan bersukacita, sejak kita mulai percaya. Tidakkah kita menunggu dengan sabar, penuh dengan keberanian dan iman? Akankah kita menyiapkan suatu umat untuk berdiri pada hari perhitungan terakhir?
Inilah Hidup yang Kekal hal. 347