Disanggupkan melalui Roh
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. 1 Kor 12:9
Iman juga, adalah pemberian Allah. Iman adalah persetujuan dan pengertian manusia akan firman Allah, yang mengikat hati kepada pelayanan Allah. Dan punya siapakah pengertian manusia itu kalau bukan kepunyaan Allah? Punya siapakah hati itu, kalau bukan kepunyaan Allah? Mempunyai iman berarti menyerahkan kepada Allah akal dan tenaga yang kita terima dari pada-Nya. Oleh karena itu, orang yang bergantung pada iman tidak memuji dirinya. Mereka yang dengan teguh percaya kepada Bapak surgawi, mereka dapat mempercayainya dengan rasa percaya tanpa batas. Mereka yang oleh iman, dapat mencapai di balik kematian menuju kenyataan kekekalan, haruslah mencurahkan kepada Khaliknya pengakuan, “sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” (1 Taw 29: 14).
Tak seorang pun berhak menyatakan dirinya kepunyaannya sendiri. Dan tak seorang pun mempunyai sesuatu barang yang baik yang dapat ia sebutkan kepunyaannya. Setiap orang, segala sesuatu, adalah harta kepunyaan Allah. Semua yang diterima seseorang dari kelimpahan surga, masih tetap kepunyaan Allah. Apa pun pengetahuan yang dipunyai seseorang yang dapat menolongnya menjadi pekerja yang efektif dan cerdas dalam pekerjaan Allah datangnya dari Tuhan, dan harus memberikannya juga kepada sesamanya manusia, agar orang lain pun, dapat menjadi pekerja yang berharga.
Dia, yang kepadanya Allah telah percayakan karunia luar biasa, harus mengembalikan kepada perbendaharaan Allah apa yang ia telah terima, dengan cara memberi dengan cuma-cuma kepada orang lain manfaat dari berkat-berkatnya itu. Dengan demikian Allah akan dihormati dan dimuliakan..
Kesanggupan yang dianugerahkan surga janganlah dibuat untuk pelayanan yang mementingkan diri sendiri. Setiap tenaga, perolehan, adalah talenta yang harus dibagikan kepada kemuliaan Allah oleh memakainya dalam pelayanan-Nya. Karunia-karunianya haruslah dikembangkan, agar Ia menerima bagian-Nya dengan berlipat ganda. Talenta yang menyanggupkan seseorang untuk pelayanan dipercayakan kepadanya bukan saja agar ia bisa menjadi pekerja yang memenuhi syarat, tetapi agar ia dapat mengajar orang lain yang dalam beberapa segi kurang.—Review and Herald, 1 Desember 1904.
Kamu akan Menerima Kuasa, hlm. 190