renungan

JANGAN MENGUCAPKAN SESUATU YANG AKAN MELUKAI ATAU MENDUKAKAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kedewasaan Batin Mendatangkan Kebahagiaan

Siapa yang mau mancintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan barusaha mendapatkannya. 1 Petrus 3:10, 11.

Sekiranya bibir selalu dijaga sehingga tidak ada tipu daya yang dapat merusaknya, betapa banyak penderitaan, kemerosotan, dan sengsara dapat dicegah. Jika sekiranya kita tidak mengucapkan sepatah katapun yang melukai atau mendukakan, kecuali waktu mencela dosea karena Allah tidak dihormati, betapa banyak salah paham, kesakitan dan penderitaan yang dapat dicegah. Jika kita mau

mengucapkan perkataan yang menggembirakan, perkataan pengharapan dan iman kepada Allah, betapa banyak terang dapat kita curahkan ke atas jalan orang-orang lain, yang akan dipantulkan dalam terang yang Iebih jelas terhadap jiwa kita sendiri. . . . Rencana keselamatan, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Suci, membukakan suatu jalan dengan cara mana manusia memperoleh

kebahagiaan dan memperpanjang usianya di atas dunia ini, sekaligus menikmati kasih karunia sorga dan memperoleh hidup yang akan datang yang sama dengan umur hidup Allah.

Banyak orang mengeiuh karena kebijaksanaan Aiian, sebab tidak merasa puas, dan merasa gusar dengan penderitaan mereka, sedangkan hal itu adaiah akibat yang pasti dari perbuatan rnereka sendiri. Seolah-olah mereka merasa dianiaya oleh Allah, padahal mereka sendiri harus bertanggung jawab atas penyakit yang mereka tanggung. Bapa kita yang baik hati dan penuh kemurahan yang ada di sorga telah menetapkan undang-undang, jikalau dituruti akan memperlancar kesehatan jasmani, pikiran dan akhlak.  . .

Allah menuntut kita menyerahkan kemauan kita menurut kemauanNya; tetapi la tidak meminta kita menyerahkan apa saja yang tidak pantas untuk kebaikan kita. Tidak seorangpun dapat berbahagia kecuali ia membaktikan hidupnya pada kepuasan diri sendiri. Perbuatan yang menurut kepada Allah adalah jalan yang paling biiaksana untuk kita ikuti; karena jalan itu membawa perdamaian, kepuasan, dan kebahagiaan sebagai akibatnya. . . .

Jika manusia mau berhubungan baik Allah dengan mengindahkan nasinat dari firmanNya, maka mereka akan terlepas dari bahaya yang tak terkira banyaknya, dan mengalami perdamaian dan kepuasan hati yang akan menyatakan kesukaan lebih dari pada beban.

Hidupku Kini, hal. 182


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *