Amazingfacts.id: Tidak ada legalisme dalam melakukan apa yang benar kecuali jika seseorang melakukannya untuk mendapatkan pujian karena alasan-alasan yang mementingkan diri sendiri, dan bukan karena kasih kepada Allah. Tentu saja, jika mereka mengandalkan perbuatan mereka sendiri untuk menyelamatkan mereka, mereka pasti gagal.
Keselamatan Dalam Iman
Keselamatan datang hanya sebagai hadiah yang ajaib dan gratis dari Yesus. Alkitab berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” (Efesus 2:8). Kita diselamatkan oleh “kasih karunia”, yang berarti pemberian yang tidak layak kita terima.
Tidak seorang pun dari kita yang layak menerima anugerah yang luar biasa yang telah Allah berikan kepada kita “ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Dengan menaruh iman kita kepada Yesus, kita dibenarkan di hadapan Allah. Dia adalah satu-satunya yang dapat menjembatani jurang pemisah. Keselamatan melalui perbuatan (perilaku kita) adalah mustahil.
Namun, mengikuti standar perilaku Yesus karena kita telah diselamatkan dan mengasihi Dia bukanlah legalisme. Tuhan meminta kita, “Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan.” (Yesaya 56:1).
Hubungan Kasih Dan Ketaatan
Kita melakukan apa yang benar untuk menghormati Dia yang telah membeli keselamatan kita dengan darah-Nya sendiri. Kita melakukannya karena Dia berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.” (Yohanes 14:15). Kita taat karena mengasihi Juruselamat kita.
Setelah kita dibaptiskan ke dalam Kristus, hidup kita seharusnya menjadi sangat berbeda. Rasul Paulus mengatakannya seperti ini: “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.” (Roma 6:6, 7).
Darah Yesus mematahkan belenggu kita dan memerdekakan kita bukan bebas untuk melakukan apa pun yang kita inginkan, tetapi bebas dari perbudakan untuk melakukan apa yang salah. Dia memampukan kita untuk melakukan apa yang benar.
Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. 3 Yohanes 1:11.