Akhir dari Kejahatan
Pada Tahun 2014 bulan Desember David Haines, seorang pekerja sukarelawan dari Inggris, dibunuh oleh militan Islamic State (ISIS). Pemenggalannya disiarkan di situs dan dikonfirmasi oleh perdana menteri David Cameron sebagai asli. Para pemimpin dari Inggris merujuk tindakan ini sebagai “murni kejahatan.” Kematian Haines mengikuti pola yang sama sebagaimana eksekusi jurnalis Amerika James Foley dan Steven Sotloff.
Haines membuat pernyataan singkat sebelum kematiannya dan berbicara menentang negaranya sendiri karena bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam menyerang ISIS. Komentarnya dipercaya dipaksakan di bawah ancaman. Pembunuhannya yang sadis telah menyebabkan adanya persatuan dan tanggapan yang lebih besar dari setidaknya 30 negara, semuanya mendukung pemerangan atas para militan ini.
Dalam sebuah pernyataan lanjut di sebuah konferensi pada hari Senin kemarin di Paris menyangkut krisis ini, para diplomat berkata bahwa bantuan akan datang saat “kebutuhan dinyatakan oleh otoritas Irak, selaras dengan hukum internasional dan tanpa membahayakan keamanan warga sipil.” Pertemuan itu menyoroti kebutuhan “mendesak” untuk menyingkirkan kelompok Islamic State dari daerah-daerah di mana mereka telah mendirikan dirinya di seluruh Irak. Para petinggi juga sepakat untuk terus melanjutkan dan meningkatkan bantuan kemanusiaan darurat pada otoritas Irak. [1]
Tampak seakan dunia semakin tak mengenal batas. Tekanan untuk kebutuhan perdamaian tak hanya datang dari Timur Tengah saja. Kita melihat kebrutalan di setiap sudut bumi. Banyak pemimpin telah berdiri dan berjanji untuk membawakan keadilan. Tetapi beberapa orang masih bertanya-tanya, kenapa Tuhan tinggal diam. Apakah Tuhan melihat tindakan-tindakan kejam ini? Akankah Ia bertindak?
Para pelajar Alkitab mengetahui jawabannya. Tuhan tidak akan tinggal diam selamanya. Di sebuah kitab kecil Perjanjian Lama, seorang nabi mencatatkan pengakuan umat Tuhan yang bergumul atas tragedi: “Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku. Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.” (Mikha 7:8,9).
Iman Mikha bergema dalam Firman Tuhan. Tuhan tidak menutup mata atas pembunuhan-pembunuhan sadis ini. Nubuatan telah memberikan pada kita bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Tuhan melihat semuanya, dari awal sampai akhir. Kondisi bumi yang akan semakin rusak telah diungkapkan dalam Alkitab, dan janji keadilan dipastikan. Saat seakan planet ini akan meledak berantakan, Yesus akan datang. Penghakiman diselesaikan dan keadilan akan ditegakkan.