Kedewasaan Batin Mendatangkan Kebahagiaan
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya. Yesaya 26:3
Sangat banyak orang yang sakit hatinya di bawah beban penderitaan sebab mereka ingin mencapai ukuran rnartabat dunia. Mereka telah memilih menempuh pengabdian di sana, menerima kekacauannya, serta menerima kebiasaannya. Jadi sifat mereka telah rusak, dan kehidupan mereka dipenuhi dengan kejemuan. Untuk menyenangkan ambisi dan keinginan duniawi, mereka melukai angan-angan hati dan menambahkan beban berat atas mereka itu. Kesusahan yang terus-menerus melemahkan daya hidup. Tuhan kita ingin agar kuk perbudakan ini disingkirkan. la mengundang mereka supaya menerima kukNya; Ia berkata: “Kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.” la mengundang mereka supaya mula-mula mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya, dan janjiNya ialah bahwa segala keperluan hidup mereka akan ditambahkannya kemudian. Kesusahan itu buta, dan tidak dapat melihat ke depan; tetapi Yesus melihat akhir dari permulaan. Di dalam setiap kesukaran la telah menyediakan jalan yang membawa kelegaan. Bapa kita yang di sorga mempunyai beribu-ribu jalan yang disediakan untuk kita, yang kita tidak tahu. Mereka yang menerima prinsip pelayanan dan menghormati Allah, akan melihat kesukaran itu lenyap, dan jalan yang terang terbentang di hadapan kakinya. . . .
Di dalam hati Kristus, dimana bertakhta keselarasan yang sempurna dengan Allah, terdapatlah damai yang sempurna. la tidak pernah bangga oleh tepuk tangan pujian, tidak pula bersedih hati oleh celaan atau kekecewaan. Di tengah-tengah perlawanan yang sangat besar dan perlakuan yang sangat kejam, la senantiasa berani.
Kebahagiaan sejati terdapat . . . waktu mempelajari Kristus. . . .Mereka yang mendapat Kristus dalam FirmanNya dan menyerahkan jiwa mereka pada penjagaanNya, dan hidup mereka menurut perintahNya, akan mendapat kedamaian dan ketenteraman. Tidak ada di dunia dapat membuat mereka sedih apabila Yesus membuat mereka bergembira melalui hadiratNya.
Kasih akan diri sendirilah yang membawa kegelisahan.
Hidupku Kini, hal.183