Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan! Yes. 43:2
Kehidupan kita adalah milik Tuhan, dan diinvestasikan dengan tanggung jawab yang tidak sepenuhnya kita mengerti. Benang-benang diri sendiri telah ditenunkan kepada kain tenunan kehidupan itu, dan ini telah mempermalukan atau menghinakan Tuhan.
Nehemia, setelah mernperoleh pengaruh besar atas raja yang di istananya ia tinggal dan atas bangsanya di Yerusalem, gantinya menganggap pujian kepada tabiatnya yang luar biasa, ketepatan dan tenaganya yang istimewa, menganggap hal-hal itu sebagaimana adanya. Ia menyatakan bahwa keberhasilannya adalah disebabkan oleh tangan Tuhan yang baik yang berlaku atasnya. Ia menghargai kebenaran bahwa Tuhan adalah pengawalnya dalam setiap posisi pengaruhnya. Bagi setiap tabiat, oleh mana ia memperoleh kemurahan/kebaikan hati, ia memuji kuasa Tuhan yang bekerja. . . .
Kita harus merasakan sedalam-dalamnya bahwa semua pengaruh adalah bakat yang berharga yang harus digunakan untuk Tuhan. . . . Kita perlu menghargai setiap kemampuan yang kita miliki, sebab itu adalah modal yang dipinjamkan, yang harus ditingkatkan untuk kemuliaan Tuhan. . . . Ada cobaan yang terus-menerus menggoda manusia untuk menganggap bahwa setiap pengaruh yang telah mereka peroleh adalah hasil dari kemampuan mereka sendiri. Tuhan tidak bekerja dengan cara ini, karena Ia tidak akan memberikan kepada manusia kemuliaan yang seharusnya adalah untuk kemuliaan nama-Nya. . . . Ia membuat hamba yang rendah hati, yang dapat dipercaya sebagai perwakilan-Nya —seorang yang tidak akan meninggikan dirinya atau menganggap dirinya lebih tinggi dari yang seharusnya. Kehidupan seorang yang seperti itu akan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, dan bahwa kehidupan seperti itu akan diterima, digunakan dan dipelihara oleh-Nya. Ia rindu memlmat manusia bijaksana dengan hikmat-Nya, dan bahwa hikmat itu dipraktikkan demi Dia. Ia menyatakan diri-Nya melalui pekerja yang berserah dan rendah hati. . . .
Bawalah setiap kemampuan yang dipercayakan sebagai harta yang suci, yang akan digunakan untuk memberikan kepada orang lain pengatahuan dan kasih karunia yang telah kita terima. Dalam hal ini Anda akan memenuhi tujuan Tuhan, memberikan kemampuan tersebut. Tuhan menghendaki kita merebahkan diri kita dalam Yesus, dan biarlah segala kemuliaan diberikan kepada Tuhan.
“That I May Know Him”