Bertahun-tahun yang lalu, Swamp United Church of Christ di Ephrata, Pennsylvania, merayakan adanya kilatan petir. Menurut laporan Evangelical Press, konon ketika pengkhotbah keliling John Waldschmidt meninggal pada tahun 1786, istrinya tidak dapat lagi mendengar atau berbicara. Enam tahun kemudian, saat ibadah jemaat sedang berlangsung, petir menyambar kuburan yang ada di luar gereja. Setelah diselidiki, menurut catatan gereja, jemaat terkejut menemukan bahwa petir telah membelah batu nisan Waldschmidt menjadi dua—dan pada saat yang sama, janda itupun sembuh.
Pada tahun 1911, Ny. Jane Decker, seorang penduduk Connecticut yang telah tuli sejak kecil, sembuh dengan cara yang sama. Selama badai, petir merobohkan atap rumahnya, merusak jendela dan bingkai, membuat Ny. Decker dan putrinya ketakutan. Wanita berusia 65 tahun itu mengalami luka ringan dan sakit selama beberapa hari, tetapi pendengarannya pulih.
Seorang petani di Falmouth, Maine, juga mengalami kesembuhan oleh petir pada tahun 1980. Dia mengalami kecelakaan dengan traktornya hingga kehilangan penglihatan dan pendengarannya. Suatu hari saat badai, dia keluar di peternakan untuk mencari ayam peliharaannya, Tuck-Tuck, ketika saat itu petir menyambar dan menyebabkan alat bantu pendengaran terlempar keluar dari telinganya. Setelah itu dia kembali ke rumah dan secara ajaib penglihatan dan pendengarannya pulih.
Pemulihan pendengaran yang tidak biasa terjadi pada musim panas 2011. Robert Valderzak, seorang pasien di rumah sakit Veteran, menderita gangguan pendengaran parah selama beberapa bulan setelah kepalanya retak oleh karena kecelakaan. Kemudian, setelah gempa 5,8 skala richter yang mengguncangnya dari tempat tidur, putranya berbicara kepadanya dan dia mendengar suaranya. Valderzak menganggapnya sebagai keajaiban.
Sebagian besar dari kita mungkin tidak pernah memiliki pengalaman seperti yang dialami orang-orang ini, tetapi tidak sulit untuk membayangkan luapan emosi mereka ketika mereka menyadari bahwa indra mereka telah dipulihkan. Orang-orang yang disembuhkan Yesus pasti merasakan keheranan, sukacita, dan rasa syukur yang sama kepada Tuhan. Datanglah kepada Yesus, Dia memiliki kuasa kesembuhan yang ajaib, yang disiapkan bagi orang yang percaya dan setia.
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Markus 7:32-35.
-Doug Batchelor-