Amazingfacts.id: Lewi, seorang kontraktor Yahudi yang memungut pajak (cukai) untuk pemerintah Romawi yang menduduki negerinya, hidup bergelimang harta, seperti kata pepatah masa kini.
Dibenci Banyak Orang
Dia hanya menginginkan sedikit, karena dia memiliki kemampuan untuk meminta pendapatan dari semua orang yang lewat di Kapernaum (atau, dalam bahasa Ibrani, Kfar Nahum, “desa Nahum”). Kota ini adalah sebuah pos penting antara Yerusalem dan Haifa dan seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Dan Lewi memiliki otoritas, yang ditegakkan oleh kekuasaan Romawi, untuk menuntut pajak sesuka hati.
Namun tidak seperti pegawai negeri saat ini, yang mendapatkan gaji sambil mengumpulkan pajak untuk pemerintah, Lewi mendapatkan komisi. Semakin banyak yang ia kumpulkan, semakin banyak yang bisa ia ambil sebagai keuntungan pribadi. Jika Anda berpikir bahwa itu adalah insentif untuk mendapatkan setiap sen terakhir dari mereka yang datang ke kota, Anda mungkin benar.
Namun, ada sesuatu yang hilang. Lewi, yang sekarang kita kenal sebagai Matius, tidak disukai oleh penduduk Yahudi di Kapernaum. Mereka menganggapnya sebagai pengkhianat, pengkhianat yang melayani Roma dan merugikan bangsanya. Uang itu bagus, tetapi apa yang melukai jiwa Lewi? Bagaimana rasanya dibenci oleh tetangga Anda, dipandang dengan penuh kebencian bahkan ketika Anda pergi berdoa?
Kasih Karunia Untuk Semua Manusia
Yesus, yang bukan orang asing di Kapernaum, tidak melihat Lewi seperti itu. Dia melihat potensi dalam diri orang ini, memilih Matius (“karunia Tuhan” dalam bahasa Ibrani) dan hanya berkata, “Ikutlah Aku.”
Seperti Yohanes sang murid yang dikasihi-Nya, Matius tidak ragu-ragu. Uangnya banyak, tetapi hatinya bangkrut. Yesus menawarkan jalan keluar, dan pemungut cukai itu mengambilnya seperti orang yang sedang tenggelam mengambil pelampung.
Lebih dari sekadar menerima panggilan Kristus, Matius mengundang orang-orang yang terbuang seperti dirinya untuk bertemu dan mendengarkan Sang Guru. Pesta itu begitu meriah sehingga para pemimpin agama mencemooh seorang Guru yang makan “bersama pemungut cukai dan orang-orang berdosa” (Matius 9:11).
Tanggapan Yesus sangat tepat: “Orang yang sehat tidak memerlukan tabib, tetapi orang yang sakit” (Matius 9:12). Matius-Levi sakit hati, seperti halnya para pemungut cukai lainnya. Tetapi Kristus ada di sana untuk memanggil mereka kepada cara hidup yang baru.
Renungkanlah: Tidak ada kehidupan yang berada di luar jangkauan kasih, belas kasihan, dan panggilan Kristus. Adakah seseorang yang Anda kenal yang perlu mendengar kabar baik? Apakah Anda berdoa untuk mereka dan menjangkau mereka?
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia. Matius 9:9.