“Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.” Yohanes 6:15
Sebagian besar orang sangat menyukai ketenaran, popularitas, pujian, penghargaan dan penghormatan dari sesamanya. Saking hausnya akan hal-hal tersebut mereka rela menempuh segala cara demi mewujudkan apa yang diinginkan. Demi beroleh ketenaran atau popularitas ada yang pergi ke dukun atau paranormal, minta diberi ‘susuk’ atau penglaris, ada yang tega menikung atau menghancurkan teman/sahabat sendiri, ada pula yang rela mengorbankan harga dirinya. Kita tidak menyadari bahwa ketenaran atau popularitas meski sangat menggiurkan namun sekaligus juga dapat menghancurkan.
Alkitab mencatat betapa populernya Kristus pada masa itu karena Ia melakukan perkara-perkara heran dan ajaib. Salah satunya seperti yang dikisahkan ini, yaitu hanya dengan lima roti jelai dan dua ikan Ia sanggup memberi makan lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak, dan bahkan masih tersisa dua belas bakul penuh. Luar biasa! Tidaklah mengherankan bila banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia dan mengelu-elukan-Nya. “Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia. ’” (Yohanes 6: 14). Begitu melihat orang-orang sangat berambisi untuk menjadikan Dia sebagai Raja dan menyanjung-Nya, Kristus justru lebih memilih untuk menyingkir ke gunung, mengundurkan diri dari kerumunan orang dan pergi ke tempat-tempat yang sunyi untuk membangun persekutuan dengan Bapa.
Bagi Kristus, melakukan kehendak Bapa dan menggenapi rencana-Nya adalah prioritas utama. Segala ketenaran atau popularitas tak dengan serta merta membuat Kristus melupakan tujuan utama-Nya datang ke dunia. Jelas sekali apa yang Kristus perbuat sangat bertolak belakang dengan manusia pada umumnya yang ingin dipuji, dihormati, dielu-elukan, disanjung dan dikedepankan. Kristus yang lebih memilih mengundurkan diri dari pusat perhatian orang dan tetap fokus mengerjakan panggilan-Nya.
Prioritas hidup Kristus adalah bersekutu dengan Bapa, melakukan kehendak-Nya, dan melayani jiwa-jiwa, bukan demi mencari pujian dari manusia!